JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah melalui kementerian Agama membahas kemungkinan penetapan bersama kriteria hilal dalam menetapkan awal bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Kemungkinan tersebut akan dibahas dalam lokakarya bertajuk “Mencari Kriteria Format Awal Bulan di Indonesia” di Cisarua, Bogor 19-21 September 2011.
Kementerian agama berencana mengundang 40 orang yang terdiri dari ahli hisab, rukyat, perwakilan ormas Islam dan ahli astronomi. Kehadiran para ahli tersebut diharapkan mampu memberikan pandangan dan solusi sebagai upaya menuju penetapan bersama kriteria hilal di tanah air.
Dirjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Nasaruddin Umar mengungkap pelaksanaan lokakarya memiliki empat dasar pemikiran, yakni perbedaan penetapan awal bulan Qamariyah, perbedaan penetapan berdampak pada perbedaan hari raya, perbedaan penetapan memberikan peluang munculnya perbedaan baru walaupun tidak mempunyai dasar dan latar keilmuan yang diakui, dan perlu adanya kriteria yang disepakati bersama.
Terkait hal tersebut, Menteri Agama, Suryadharma Ali berharap agar lokakarya tersebut membuka jalan untuk mencapai persatuan umat dengan menyatukan kriteria hilal di tanah air. Dengan demikian, penetapan ramadhan dan perayaan Idul Fitri tidak ada perbedaan di tahun 2012.
“Tentu ada solusi, apakah pemerintah dapat diposisikan sebagai penyatu. Situasi itu tentu membutuhkan pandangan dari para ahli dan ormas,” papar Menteri Agama .
Menteri mengungkapkan pemerintah menyadari posisinya sebagai pemegang amanah (Ulil Amri) meski demikian pemerintah perlu mendapatkan masukan apakah umat memang sepakat. (rep/arrahmah.com)