STOCKHOLM (Arrahmah.com) – Sebuah Masjid diserang di kota Eskilstuna Swedia tenggara pada Kamis malam (25/12/2014) hanya beberapa jam setelah masjid lain di kota yang sama di dibakar oleh seorang perusuh, sebuah koran Swedia melaporkan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Polisi mengatakan bahwa seorang pria tak dikenal menghancurkan jendela masjid pada Kamis malam (25/12) hanya beberapa meter dari masjid pertama yang dibakar, kata harian Swedia Aftonbladet.
Polisi mengatakan bahwa masih belum jelas apakah kedua kasus tersebut saling berkaitan.
Dalam insiden pertama, lima orang luka-luka ketika seorang perusuh membakar sebuah masjid di Eskilstuna. Dinas Keamanan Swedia sedang melakukan penyelidikan atas serangan pembakaran tersebut.
Expo, sebuah yayasan Swedia untuk meningkatkan kesadaran tentang rasisme dan xenophobia, mengatakan bahwa sedikitnya 12 serangan telah terjadi terhadap masjid di Swedia selama tahun ini.
Ini berarti bahwa setidaknya ada satu serangan per bulan terhadap masjid di Swedia dari Januari sampai Desember tahun ini, menurut angka yang diungkap Expo.
Serangan pembakaran di masjid yang terjadi pada Hari Natal terjadi ditengah perdebatan sengit di Swedia terkait imigrasi dan dukungan terhadap partai politik sayap kanan, Demokrat Swedia.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Jum’at (26/12) bahwa Eropa harus membersihkan diri dari Islamofobia dan rasisme dalam wilayahnya sendiri sebelum mencoba untuk memberikan pelajaran demokrasi terhadap Turki.
“Kami bukan negara yang pantas mendapat omelan dari Eropa,” kata Erdogan dalam pidato di simposium oleh Konfederasi Serikat Pekerja Pegawai Negeri di Ankara.
“Kami bukan kambing hitam Eropa. Masa-masa kuno Turki sudah berakhir,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)