Setelah berbulan-bulan hidup di kamp-kamp pengungsian yang menjadi tempat berlindung bagi ribuan orang seperti dirinya, Islamullah tidak percaya akhirnya ia dapat kembali pulang.
“Aku tidak memiliki kata-kata untuk menjelaskan seberapa besar kegembiraan ini,” ujar lelaki berusia 45 tahun ini seperti yang dilansir islamonline.
“Aku merasa hidupku seperti burung yang kembali ke sarangnya setelah melakukan perjalanan panjang,” tambahnya sambil mengemasi tas-tas miliknya saat akan kembali ke rumahnya.
Islamullah adalah salah satu dari ribuan penduduk Swat yang kembali menuju rumah-rumah mereka di Lembah Swat setelah mereka mendengar berita bahwa Taliban telah menerapkan syariat Islam di sana.
Menurut sumber lokal, mereka melaporkan sekitar 60 persen penduduk Lembah Swat meninggalkan rumah mereka lebih dari satu setengah tahun.
Swat menjadi tempat berdarah, tempat meletusnya pertempuran antara tentara boneka Pakistan dengan mujahidin Taliban.
Kebanyakan dari mereka pindah ke kota-kota di wilayah Barat seperti kota Karachi, Mardan, Buner dan Peshawar.
“Ketika kamu melakukan migrasi, kamu meninggalkan segalanya, tidak hanya rumahmu, tapi juga identitas, kebiasaan, dan lain-lain.”
“Aku memiliki tempat berlindung dan makanan di sini, tapi itu tidak seperti di tempat asalmu.”
Taj Mohammad, penduduk Charbagh, juga tengah bersiap-siap untuk kembali pulang.
“Aku akan pindah dalam beberapa hari,” ujarnya dengan nada sangat gembira.
“Keluarga dan teman-teman dekatku yang telah lebih dahulu berada di sana menceritakan bahwa kehidupan di sana kembali normal.”
Tidak seperti keduanya, Mustaqeem Khan lebih suka menunggu di pengungsian.
Ia mengatakan, bahwa meskipun syariah telah diterapkan, dan didukung oleh penduduk Swat, namun AS tidak akan menyambut dengan hangat.
“Aku secara penuh mendukung penerapan syariah, tapi aku takut akan tekanan dari luar, termasuk AS,” ujarnya.
“Amerika dan barat sedang menentang penerapan syariah di Swat.”
Washington telah berkali-kali mengangkat ke media mengenai kegeramannya atas meningkatnya kekuatan Taliban di Pakistan dan penerapan syariah Islam di sana.
Namun bagi Islamullah, para petani di Lembah Swat, implementasi syariat Islam adalah jaminan untuk kehidupan yang damai.
“Insha Allah penerapan syariah ini akan bertahan dalam waktu yang sangat lama.” (haninmazaya/IOL/arrahmah.com)