ALMATY (Arrahmah.id) – Korban tewas di antara petugas keamanan Kazakh pada Kamis (6/1/2022) naik menjadi 18 dan 748 lainnya terluka ketika pihak berwenang berusaha untuk memadamkan kerusuhan di negara bekas Soviet, kantor berita Rusia melaporkan, mengutip kementerian dalam negeri.
Kantor berita Rusia Interfax dan RIA Novosti juga mengutip kementerian yang mengatakan bahwa 2.298 orang sejauh ini telah ditahan setelah protes atas kenaikan harga bahan bakar meningkat menjadi bentrokan langsung dengan petugas pada Rabu (5/1).
Angkatan bersenjata Kazakhstan telah dipanggil untuk memulihkan ketertiban dan membubarkan kerusuhan, tetapi tampaknya telah berkembang menjadi pemberontakan umum, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan sebelumnya pada Kamis.
“Geng teroris” terlibat dalam perkelahian dengan pasukan terjun payung di Almaty, klaimnya, menambahkan bahwa ini “bukan ancaman, tetapi merusak integritas negara.”
Aliansi militer enam negara pimpinan Rusia, Collective Security Treaty Organization (CSTO), mengatakan Kamis bahwa mereka akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kazakhstan setelah presiden negara itu meminta bantuan dalam mengendalikan protes yang meningkat menjadi kekerasan, termasuk gedung-gedung pemerintah yang disita.
Dalam sebuah posting Facebook, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian mengkonfirmasi bahwa CSTO akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kazakhstan atas permintaan negara itu.
Sehari setelah janji, Armenia mengirim sekitar 70 tentara ke Kazakhstan sebagai bagian dari kontingen. Menurut Sputnik Armenia, pasukan tersebut diharapkan untuk memastikan perlindungan objek-objek penting yang strategis.
Ershan Babakumarov, wakil walikota Almaty, melaporkan bahwa pendudukan bandara kota telah berakhir. Beberapa maskapai telah membatalkan penerbangan ke kota itu setelah orang-orang mendudukinya pada Rabu. (haninmazaya/arrahmah.id)