KABUL (Arrahmah.com) – Selama bulan Agustus tahun ini kematian pasukan kafir di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi di banding bulan lainnya sejak invasi AS tahun 2001. Ini memperlihatkan serangan-serangan kelompok mujahidin Taliban semakin dahsyat.
Menurut data yang didapat dari icasualties.org, 43 tentara kafir tewas di bulan Agustus dan lima lebih pada bulan Juni. Tetapi pada faktanya (di lapangan) menurut informasi yang kami telusuri, kematian tentara kafir di Afghanistan melebihi angka yang disebutkan oleh media.
NATO menetapkan bulan Agustus merupakan bulan yang paling mematikan bagi pasukannya.
“Ini adalah pertempuran, dan kami masih memiliki pasukan yang besar. Para militant sungguh terorganisir, mereka masih sanggup bertahan terhadap serangan-serangan kami,” ujar Brigadir Jendral Richard Blanchette seperti yang dilansir Reuters.
Seperti di Irak, penggunaan bom ranjau dan bom syahid menjadi penyebab kematian tentara kafir terbesar di Afghanistan.
“Penggunaan bom-bom tersebut sudah meningkat dengan prosentase besar,” Blanchette mengatakan.
Penyergapan
Tidak hanya bom, Mujahidin Taliban juga melakukan penyerangan-penyerangan terhadap pasukan kafir. Minggu lalu tiga tentara kafir Kanada berhasil dibunuh. Bulan lalu, 10 tentara kafir Perancis terbunuh dalam pertempuran langsung melawan mujahidin Taliban. Di bulan Juli 9 tentara kafir AS tewas dalam pertempuran melawan mujahidin Taliban di Barat Laut Afghanistan.
Meningkatnya kematian-kematian tentara kafir AS dibarengi dengan meningkatnya kematian warga sipil Afghanistan. Tak mampu mengalahkan mujahidin Taliban, pasukan kafir melampiaskan amarahnya kepada warga sipil. Ratusan warga sipil tewas di bulan Agustus akibat serangan-serangan udara yang dilancarkan pasukan kafir.
Parlemen Perancis tengah berdiskusi apakah akan melanjutkan menempatkan pasukannya di Afghanistan atau tidak. Parlemen Jerman tengah mempertimbangkan apakah akan menambah atau menarik pasukannya dari Afghanistan. Parlemen Kanada juga melakukan hal yang sama.
Kini NATO tidak dapat memastikan bahwa pasukannya akan mampu memenangkan pertempuran melawan kelompok-kolompok mujahidin di Afghanistan. Mereka menyatakan, kunci kemenangan sangat tergantung pada kapasitas polisi Afghanistan dan angkatan perangnya. (Hanin Mazaya/Arrahmah.com)