Pakistan (armnews) – Hari Kamis (27 Desember 2007) seperti hari raya ‘eid bagi umat Muslim di seluruh penjuru dunia, khususnya bagi mereka yang mengerti arti kufur terhadap thoghut.
Hari ini kami mendengar salah satu thoghut di muka bumi ini binasa, setelah dia secara terus-menerus mendeklarasikan perang terhadap Islam dan kaum Muslimin, dan secara terbuka mengutuk sekolah Islam dan para ulama, berjanji untuk mendukung mereka yang mendeklarasikan peperangan dengan ALlah (SWT) dan dien-Nya (agama-Nya).
Sesungguhnya, kabar ini memberikan kebahagiaan kepada hati kaum Muslim yang tulus. Tetapi amat sayang ada beberapa orang bebal yang berkabung atas kematiannya.
Benazir Bhutto adalah pengikut Ismaa’eeli (-satu cabang dari Shee’ah Raafidah) dan bukanlah seorang Muslimah, oleh karena itu orang-orang semestinya memperbarui pandangan mereka tentangnya.
Dalam pidato yang telah dibuatnya hari ini, ada balutan mengelilingi tangannya dengan kata-kata ‘Yaa Ali’ tertulis di atasnya, hal tersebut menegaskan syirik yang dia lakukan (pemujaan) menyeru kepada Ali, yang lazim dikenal sebagai tanda Shee’ah Raafidah.
Bhutto percaya Musharraf gagal mengurusi “para extremist” dan dia (Bhutto) berjanji untuk mengeliminasi mereka jika dia memegang kekuasaan. Karenanya, kita mengetahui dia tidak pernah mengubah pandangannya; lebih dari itu, agenda utamanya untuk pemilihan yang akan datang adalah perang terhadap “terror” dan Muslim, jadi ALlah mengirim tentara-Nya dari tempat yang dia tidak pernah menduga-duganya.
Setelah pembunuhannya, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dan bahkan pemimpin-pemimpin Arab dan Eropa mengumumkan mereka akan melanjutkan memerangi “para ekstrimis” dan Mujaahideen. Dunia telah terguncang dan semua thoghut berdiri bersama, dan Bush keluar dengan segera mencucurkan air mata buayanya.
Hal ini secara jelas mengilustrasikan bahwa dia berasal dari thoghut tersebut, tetapi ALlah mentakdirkan dia tidak akan pernah diberi kesempatan lainnya, bahkan setelah ALlah memberinya kesempatan yang luas untuk meninggalkan keimanannya pada Ismaa’eeli dan memeluk Islam.
Kematiannya akan menyebabkan banyak perubahan, dan inshallah (jika ALlah menghendaki) hal tersebut adalah untuk kebaikan Islam dan kaum Muslim.
Ini adalah nasib dan takdir dari mereka yang mendeklarasikan peperangan terhadap Utusan-utusan ALlah, Dien-Nya (agama-Nya) dan tentara-Nya, Mujahidin.
Para pendukungnya di Iran, Pakistan dan Iraq dari Syi’ah saat ini sedang meratapinya. Orang-orang saling berselisih, tetapi pada kenyataannya tidak ada perselisihan. Bahkan orang-orang sekuler tahu bahwa dia bermain dengan api.
Dengan mendeklarasikan perang terhadap Islam dan mereka yang disebut sebagai “terroris” dia harus menanggung resikonya.
Beberapa menanyakan apakah dia seorang muslimah atau bukan. Pertama-tama, sudah amat diketahui bahwa dia adalah seorang Ismaa’eeli (pengikut Ismaa’eeli Burah), dan bukan Muslim. Tetapi untuk kepentingan penjelasan, bahkan bila dia dulunya muslim, dia menguasai dengan hukum kufur (non Islam) dan mendeklarasikan kemurtadannya secara sempurna dengan bersekutu dengan musuh-musuh ALlah melawan Ahlut-Tauhid (orang-orang Islam) -oleh karena itu dia bukanlah orang yang beriman.
Kematiannya adalah pelajaran bagi semua pemimpin-pemimpin lainnya di seluruh penjuru dunia, khususnya para penguasa di negara-negara Muslim.