SOCOTRA (Arrahmah.com) – Protes kemarahan meletus di pulau Socotra, Yaman, setelah Uni Emirat Arab (UEA) mengerahkan empat pesawat militer dan lebih dari 100 tentara ke Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.
Warga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa empat pesawat Emirat tiba secara ilegal di pulau itu pada Rabu (3/5/2018) dalam upaya untuk mengintimidasi para pejabat dari pemerintah yang diakui secara internasional yang melakukan kunjungan langka ke kepulauan itu.
Ratusan warga Yaman telah keluar untuk menyambut Ahmedbin Daghr, Perdana Menteri Yaman, dan 10 menteri dan mengecam kehadiran UEA di pulau itu.
Video yang disebarkan di media sosial menunjukkan para pendemo meneriakkan slogan untuk mendukung presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan bersatunya Yaman.
Penduduk mengatakan kepada Al Jazeera bahwa orang-orang marah setelah laporan yang muncul mengenai pasukan UEA mengusir tentara Yaman yang ditugaskan untuk melindungi bandara utama di pulau itu.
Terletak di sebelah timur Tanduk Afrika, pulau dengan penduduk 60.000 orang dikenal karena flora dan fauna yang unik, telah dikelola oleh Yaman selama lebih dari dua abad terakhir.
Namun sejak UEA ikut melakukan intervensi dalam perang Yaman pada Maret 2015, sebagai bagian dari koalisi pimpinan Saudi, Abu Dhabi dilaporkan telah mengeksploitasi kekosongan keamanan dan mencoba untuk mendapatkan pijakan di pulau yang berlokasi strategis, lansir Al Jazeera pada Rabu (3/5).
UEA telah mengonfirmasi melakukan operasi militer di Socotra, dengan media lokal melaporkan bahwa UEA telah menyewa Socotra dan pulau Abd Al-Kuri di dekatnya selama 99 tahun.
Bendera UEA dan foto Putra Mahkota Muhammad bin Zayed Al-Nahyan menghiasi bangunan resmi dan jalan raya yang sibuk.
Menurut Human Rights Watch, UEA telah membiayai dan melatih jaringan milisi, mendirikan penjara, dan menciptakan sebuah badan keamanan yang sejajar dengan pemerintah Hadi. (haninmazaya/arrahmah.com)