WASHINGTON (Arrahmah.com) – Para pemimpin munafik Afghanistan dan Pakistan memperoleh kemajuan untuk memerangi kekerasan di negaranya, namun tanpa kerjasama yang sia-sia seperti sebelumnya, seperti yang dikutip dari pernyataan utusan khusus AS untuk kedua negara.
Berbicara setelah perbincangan dengan para politisi berpengaruh AS, presiden munafik Afghanistan Hamid Karzai, dan rekan sesama munafiknya dari Pakistan, Asif Ali Zardari, Richard Holbrook mengatakan bahwa trionya (AS-Afghan-Pakistan) akan mengadakan pertemuan trilateral pasca pemilihan Afghanistan Agustus mendatang.
Zardari sendiri mengatakan bahwa operasi militer melawan para mujahidin Taliban di Swat sebelah barat laut Pakistan akan terus berlangsung hingga wilayah itu kembali ‘normal’.
Pertemuan Kamis (7/5) tersebut dilakukan seiring Kongres AS yang membahas miliaran dolar bantuan untuk mendanai pertempuran di negara yang tidak stabil tersebut.
Kunjungan Karzai ke Washington telah menerbitkan kemarahan luas di Afghanistan mengenai tewasnya lebih dari 150 warga sipil akibat serangan brutal AS pada Senin (4/5) di provinsi Farah.
Ketika ditanya seputar inisden pembantaian di Farah, Karzai dengan santainya mengatakan bahwa seluruh politisi AS telah memperlihatkan penyesalan mendalam dan menekankan kebutuhan untuk menentukan ukuran operasi yang akan mengurangi dan mengeliminasi kemungkinan jatuhnya korban sipil.
“Sangat menyakitkan bagi rakyat Afghanistan. Hal ini adalah sesuatu yang membuat kami ingin membahasnya dengan sangat… sangat serius dan mencari cara agar secepatnya rakyat Afghanistan tidak lagi menjadi korban,” bual Karzai.
Jhon Kerry, kepala Komite Senator Hubungan Internasional, memuji dua munafikin itu karena telah menjawab semua pertanyaan yang memuaskan para politisi AS mengenai konflik yang saat ini menginjak tahun ketujuh.
“Semua senator yang hadir hari ini telah semakin dikuatkan oleh realitas yang dipaparkan oleh kedua presiden yang telah menjawab pertanyaan dan menjelaskan tantangan yang ada di negerinya masing-masing,” kata Kerry.
Karzai, yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan Agustus mendatang, mengatakan “Pembicaraan tersebut mencerahkan kami, bahwa kami tidak sendirian.” dan berjanji untuk melakukan kerja sama yang lebih erat dengan AS.
Sedangkan Zardari mengatakan “Pertemuan senator yang memainkan peranan kunci dalam mempertimbangkan dana bantuan untuk Pakistan dan Afghanistan semakin menguatkan situasi yang kami miliki, dan segala hal yang menguatkan adalah baik.”
Sehari sebelumnya, presiden AS Barack Obama menjanjikan komitmen jangka panjang pada Afghanistan dan Pakistan setelah mengadakan perbincangan dengan dua budaknya di Washington DC.
Obama mengatakan kedua negara, selama bersama AS, memiliki tujuan bersama, yakni membongkar, mengacaukan, dan menyerang para mujahidin al Qaeda, Taliban, dan sekutunya di kedua negara yang saling bertetangga itu.
“Strategi kami merefleksikan kebenaran yang fundamental, yang menghubungkan Afghanistan, Pakistan, dan AS di masa yang akan datang,” kata Obama.
Obama memuji kedua munafikin yang juga budaknya itu, Karzai dan Zardari, karena memberikan perhatian yang luar biasa terhadap situasi genting yang ada di negara mereka.
Namun, ia tetap mengingatkan bahwa siapapun harus tetap waspada dan memikirkan kemungkinan bertambahnya kekerasan dan bertambahnya kemunduran di wilayah konflik tersebut.
Obama berjanji untuk menyesuaikan dengan situasi di kedua negara melalui strategi bersama yang berisi penambahan 20.000 pasukan tambahan ke Afghanistan untuk memerangi para mujahidin Taliban dan al Qaeda yang tak pernah surut perlawanannya sedikitpun juga memberikan miliaran dolar bantuan terhadap Pakistan. (Althaf/alj/arrahmah.com)