AMMAN (Arrahmah.com) – Sebuah keluarga Yordania mengatakan tentara “Israel” telah menangkap dan menyiksa anak mereka hingga tewas, setelah menahannya selama protes yang berlangsung di Tel Aviv dalam solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Keluarga di Amman, ibukota Yordania mengatakan kepada France Press bahwa Wa’el Salim Mustafa (39), telah ditahan oleh polisi “Israel” selama protes berlangsung yang menentang agresi militer ke Jalur Gaza. Ia mengalami penyiksaan ekstrim oleh para interogator “Israel” dan meninggal sekitar seminggu yang lalu.
Saudaranya, Qoteiba, menyatakan bahwa otoritas “Israel” menghubungi keluarga, meminta mereka untuk datang dan menandatangani dokumen yang mengizinkan dokter-dokter “Israel” untuk melakukan operasi yang diperlukan, tetapi ketika keluarga tiba di Tel Aviv, mereka diberitahu bahwa korban sudah tiada, lansir IMEMC pada Kamis (7/8/2014).
Qoteiba menambahkan bahwa tubuh saudaranya menunjukkan tanda-tanda penyiksaan yang ekstrim, wajah dan mata yang bengkak, beberapa tulang rusuk patah dan berbagai luka dan memar di seluruh tubuhnya.
Dia meninggalkan Yordania sekitar 18 bulan yang lalu, melakukan perjalanan ke Tel Aviv dan Haifa di mana ia bekerja dalam pekerjaan konstruksi.
“Israel” menolak memberikan komentar mengenai masalah ini, sementara keluarga telah mengajukan pengaduan resmi terhadap “Israel” dan meminta dilakukan otopsi lain untuk mengungkapkan penyebab kematian.
Sumber keamanan Yordania mengatakan Yordania telah membentuk sebuah komite untuk mengawasi otopsi yang akan dilakukan di Rumah Sakit Yordania, menambahkan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan memar yang jelas, patah tulang, adanya luka di kepala, dada dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Juga diungkapkan bahwa pukulan tajam ke kepala menyebabkan pendarahan otak yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
“Israel” mengklaim bahwa Wa’el terjatuh selama interogasi dan meninggal dunia di kemudian hari. (haninmazaya/arrahmah.com)