SOLO (Arrahmah.com) – Salah seorang kakak Teguh Wiyono, remaja Solo yang ditangkap oleh Densus 88 meminta adiknya agar tidak disiksa oleh Densus 88. Hal ini diungkapkannya ketika bertemu dengan Pengurus Pengurus LUIS di Masjid Baitussalam Solo. Ia menjelaskan bahwa setelah Maghrib, Wiyanto selaku ketua Rt meminta bapaknya yang bernama Sukono mendatangi kantor Kelurahan.
Setelah tiba di kantor kelurahan, Ia diterima oleh Purwanto selaku Kepala Desa dan Beberapa anggota Polres Boyolali. Kemudia Kepala Desa menyerahkan Surat Pengkapan atas namaTeguh Wiyono. Surat Perintah Penangkapan ini bernomor : SP.Kap/21/V/2012/Densus ditandatangani oleh Kadensus Anti Teror Polri Brigjen H.M. Syafi,I tertanggal 10 Mei 2012.
Teguh adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Diakuinya Teguh ini bagus dalam ibadahnya serta supel dalam bermasyarakat. Sabar sendiri tidak yakin jika adiknya terlibat kasus Terorisme. Tidak ada tanda-tanda yang mengarah kesana. Ia juga meminta adiknya bisa bebas dan tidak disiksa. Sementara itu Ibunya Shock dan menangis mendengar berita penangkapan anaknya.
Seperti diketahui, Teguh sendiri ditangkap bersamaan setelah penangkapan Rizky Dian Furqoni di Semanggi Rt 06 Rw 05 Pasar Kliwon Solo, sekitar pukul 13.15 di Pasar Legi Solo. Teguh yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir ditangkap oleh 4 orang anggota Densus 88.
Pada saat penangkapan, Teguh sempat meneriakan Takbir. Beberapa warga berniat membantu dan mendekati Teguh, namun Densus 88 langsung mengeluarkan pistol dan membawa teguh ke dalam mobil. Tidak ada bentrokan antara warga dan Densus 88, sebagaimana terjadi dalam penangkapan Dian sebelumnya.
Teguh yang berusia 23 tahun ini adalah warga dukuh Gunungan Rt 05 Rw 8 kelurahan Giriroto kecamatan Ngemplak Boyolali. Keterangan yang diterima LUIS ketika mengantarkan Rudi Hartono ayah Dian di Polres Solo. Kapolres Solo Kombespol Asdjimain mangatakan, ” Dian dan Teguh ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus Bom di Gereja Kepunthon Solo dan Masjid Polres Cirebon. Ini pengembangan atas penagkapan sebelumnya di Medan, yaitu setelah menangkap An dan Um alias Ud.”ujarnya. (bilal/LUIS/arrahmah.com)