ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Keluarga tiga warga Pakistan penyerangan yang tewas akibat penyerangan yang dilakukan oleh seorang pegawai pemerintahan AS di siang bolong menuntut pelaku pada hari Rabu (2/2/2011) dengan pasal teror.
Puluhan kerabat dan mahasiswa berkumpul di dekat lokasi penembakan di timur kota Lahore pekan lalu, meneriakkan “Gantung Davis!”, “Matilah Anjing Amerika!”, dan “Orang kejam bertanggung jawab atas darah kami”.
Karyawan konsulat AS, yang diidentifikasi kepolisian Pakistan sebagai Raymond Davis, sedang dalam penyelidikan atas pembunuhan ganda dua pengendera sepeda motor Pakistan.
Warga Pakistan ketiga ditabrak oleh sebuah kendaraan yang melaju kencang di depan konsulat AS di Lahore yang diketahui kemudian juga dilakukan dengan keterlibatan bantuan Davis. Davis mengatakan dia menembak dua laki-laki untuk membela diri, ia takut dua laki-laki itu akan merampoknya.
“Kami menuntut sidang Raymond Davis diadakan di bawah undang-undang anti-terorisme,” kata Sajjad, saudara Ibad-ur-Rehman, yang terbunuh oleh kendaraan AS, berbicara pada sebuah konferensi pers bersama yang diselenggarakan oleh kerabat korban.
“Davis menggunakan senjata secara terbuka di depan umum, hal ini termasuk ke dalam tindakan terorisme,” kata Rehman.
Sementara itu, pengadilan Pakistan pada hari Selasa (1/2) menutup celah pembebasan Davis walaupun Washington telah menekankan beberapa kali agar Davis dibebaskan, dengan alasan kekebalan diplomatik.
“Kami ingin dia masuk penjara,” kata Mohammad Waseem, saudara Mohammad Faheem, salah satu dari dua orang di korban bersepeda motor yang disangka Davis sebagai ancaman langsung.
Mohammad Rashid, saudara tiri pengendara sepeda motor lainnya, Faizan Haider, mengatakan keluarga yang berduka tidak puas dengan penyelidikan polisi.
“Pemerintah sengaja melemahkan kasus terhadap warga negara Amerika Serikat ini dan tetap memutuskan korban sebagai perampok,” kata Rashid.
Kerabat mengatakan mereka akan mengadakan unjuk rasa damai di luar konsulat AS di Lahore pada hari Kamis (3/2).
“Kami mendesak pemerintah untuk memungkinkan ini aksi damai berlangsung dan memberikan keamanan, kalau tidak kami akan mencoba untuk masuk ke dalam konsulat AS,” ujar Waseem.
Meskipun Washington mengatakan Davis adalah diplomat, pertanyaan tetap mengenai mengapa pria Amerika berkeliling dengan pistol dan pejabat AS sejauh ini menolak untuk mengkonfirmasi namanya.
Jaringan televisi AS, ABC, melaporkan bahwa Davis adalah petugas keamanan pribadi yang berpengalaman di dalam Pasukan Khusus AS. (althaf/arrahmah.com)