ANTAKYA (Arrahmah.id) — Satu keluarga asal Palestina menjadi korban gempa Turki yang terjadi pada Senin (6/2/2023). Abdel-Karim Abu Jalhoum melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Gaza Palestina ke Turki pada 12 tahun lalu. Nahas dia dan keluarganya ditemukan tak bernyawa di bawah reruntuhan gempa.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, Abu Jalhoum (50), istrinya Fatima (30) dan empat anak mereka, termasuk di antara 70 warga Palestina yang ditemukan tewas. Jumlah korban gempa Turki yang tewas secara keseluruhan telah melampaui angka 15.000 orang.
“Saudaraku pergi ke Turki untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Jauh dari perang dan blokade,” kata saudara laki-laki Abu Jalhoum, Ramzy, dilansir dari Reuters (9/2).
Beberapa jam setelah gempa, keluarga besar berusaha mati-matian untuk melakukan kontak dan mencari informasi ke barbagai pihak.
Mereka mengenali foto yang memperlihatkan Abu Jalhoum dan keluarganya terkubur di bawah reruntuhan tak bernyawa pada Selasa.
Pada gambar tersebut, Abu Jalhoum terlihat memeluk anak-anaknya. Dia tampak berusaha melindungi mereka dengan tubuhnya sendiri saat rumah mereka runtuh.
Abu Jalhoum telah bekerja sebagai sopir taksi di Gaza. Pada 2010, dia membawa keluarganya pergi ke Turki untuk menyelamatkan dan menghidupi keluarga dari konflik Gaza.
Di Turki, Abu Jalhoum bekerja di sebuah pabrik kayu di Antakya. Istri beserta anak-anaknya menyusul setelah kehidupannya agak mapan. Kehidupan di Antakya cukup menjanjikan Jalhoum dan keluarganya.
”Enam bulan lalu, mereka pindah ke apartemen baru,” pungkas Ramzy.
Di rumah keluarga Abu Jalhoum di Beit Lahiya, ibunya, Wedad berharap agar jenazah anak dan keluarganya dapat dibawa ke rumah untuk dimakamkan.
“Saya tidak melihat putra saya dan anak-anaknya selama 12 tahun,” kata Wedad yang mengenakan pakaian hitam sambil menangis dengan didampingi tetangga. Dia mengaku ingin melihat jenazah anak dan cucu-cucunya untuk mengucapkan selamat tinggal.
Tidak ada angka pasti berapa banyak orang Palestina yang tinggal di Turki. Banyak dari mereka berasal dari Gaza yang pindah ke Turki dalam beberapa tahun terakhir untuk melarikan diri dari wilayah yang telah menyebabkan ekonomi hancur itu.
Badan bantuan PBB, UNRWA memperkirakan sekitar 438.000 pengungsi Palestina tinggal di Suriah. Otoritas Palestina, yang memiliki aturan terbatas di Tepi Barat, mengatakan telah mengirim misi penyelamatan ke daerah yang terkena dampak.(hanoum/arrahmah.id)