WASHINGTON (Arrahmah.id) – Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh 12 kelompok Yahudi Amerika pada Senin (3/7/2023) menyalahkan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu atas serangan-serangan kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim ilegal Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
“Sebagai pemimpin komunitas Yahudi Amerika, kami tidak bisa dan tidak akan tinggal diam,” demikian laporan Haaretz, yang melaporkan pernyataan tersebut, yang ditandatangani oleh kelompok-kelompok termasuk Union for Reform Judaism, New Israel Fund, J Street, dan Dewan Nasional Wanita Yahudi, lansir Middle East Eye (4/7).
Kelompok-kelompok tersebut menyatakan “kesedihan dan kengerian yang semakin meningkat” atas gelombang “serangan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi ‘Israel’ terhadap masyarakat Palestina di Tepi Barat yang diduduki”.
Gerombolan pemukim “Israel” pada Ahad pagi membakar ladang di kota Palestina Turmusaya, sebelah utara Ramallah, hanya beberapa hari setelah desa tersebut menjadi sasaran amukan yang menyebabkan setidaknya 30 rumah dan 70 kendaraan terbakar. Pemukim “Israel” juga menyerang rumah-rumah dan properti milik warga Palestina di kota Jalud.
Kekerasan ini “tidak datang begitu saja, tetapi sejalan dengan agenda pemerintah Netanyahu yang lebih luas, yaitu perluasan pemukiman, pendudukan yang semakin dalam dan pemindahan warga Palestina”, kata kelompok-kelompok tersebut.
“Perdana Menteri Netanyahu memikul tanggung jawab utama atas kebijakan yang diterapkan di Tepi Barat di bawah pengawasannya dan atas chilul hashem, atau penodaan terhadap nama Tuhan, yang telah dilepaskan dalam bentuk serangan kekerasan yang tercela ini.”
‘Netanyahu pada akhirnya bertanggung jawab’
Para pemukim “Israel” mengamuk di kota Huwwara, Palestina, pada bulan Februari lalu, yang oleh banyak analis dan pejabat “Israel”, termasuk pemimpin oposisi “Israel”, Yair Lapid, dicap sebagai sebuah pembantaian.
Namun, serangan-serangan semacam itu semakin meningkat setelah empat pemukim “Israel” terbunuh dalam sebuah penembakan yang dilakukan oleh seorang warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki bulan lalu.
“Serangan-serangan ini mulai terjadi dengan keganasan dan frekuensi yang lebih besar, dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada tindakan serius dari pemerintah untuk menghentikannya,” penulis pernyataan tersebut menambahkan.
Pada Senin, “Israel” melancarkan serangan berskala besar terhadap kamp pengungsi Jenin. Jumlah korban tewas dalam serangan tersebut meningkat menjadi 11 orang Palestina setelah seorang pemuda meninggal pada Selasa akibat tembakan “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.id)