JAKARTA (Arrahmah.com) – Diam diam kelompok separatis menggelar pertemuan internasional tentang kemerdekaan Papua yang diselenggarakan Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP) di London, Selasa (03/05).
IPWP kembali mengangkat persoalan hak warga papua untuk menentukan nasib sendiri ke dunia internasional.
Staf khusus presiden soal Papua, Lenis Kogoya, mengaku tidak tahu soal pertemuan tersebut
“Aku baru tahu informasi hari ini jadi berkomentar juga tidak tahu nanti malah saya disalahin. Lebih baik nanti dulu,” kata Lenis lansir BBC Indonesia, Selasa (3/5/2016).
Sementara itu di Papua, pada Selasa (3/5) Sekitar 900 anggota dan simpatisan Komite Nasional Papua Barat akhirnya dilepaskan. Mereka dilepaskan setelah diamankan sejak kemarin siang di Wamena dan Jayapura.
Ratusan anggota dan simpatisan KNPB ini diamankan terkait rencana aksi demonstrasi kemarin.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan tidak ada anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang ditahan pihak kepolisian setempat.
“Senin malam sekitar pukul 18.35 WIT, polisi sudah memulangkan sekitar 900 anggota dan simpatisan KNPB yang diamankan di Mako Brimob Kotaraja Kota Jayapura, termasuk yang di Wamena,” kata Paulus seperti diberitakan Antara, Selasa (3/5).
KNPB merupakan kelompok masyarakat papua yang selama ini mengkampanyekan kemerdekaan Papua dan Papua Barat.
Namun Meski sudah dibebaskan, proses hukum bagi mereka yang diduga melanggar pidana tetap dilakukan. Apalagi menurutnya KNPB bukan organisasi resmi yang terdaftar serta memperjuangkan lepasnya Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini penyidik Polda Papua terus mengumpulkan bukti-bukti yang akan memperkuat pasal yang akan disangkakan pada anggota KNPB yang diduga melanggar hukum, khususnya bagi koordinator.
Selain memproses hukum, polisi menurut Paulus juga tidak akan merekomendasikan atau memberi izin setiap aksi yang dilakukan KNPB. “Apa pun bentuknya, polisi tidak akan memberi izin KNPB untuk menggelar aksi demo,” kata Paulus
(azm/arrahmah.com)