LONDON (Arrahmah.com) – Britain First, kelompok sayap-kanan Inggris, yang pernah beberapa kali menyerbu masjid di seluruh Inggris, kembali menyerbu sebuah masjid di bagian tenggara London, di mana mereka memberikan peringatan kepada imam selama tujuh hari untuk menghilangkan batas antara jamaah perempuan dan laki-laki, lansir World Bulletin.
“Beritahu para imam bahwa mereka memiliki waktu tepat tujuh hari untuk menghilangkan seksis [diskriminasi berdasarkan gender], tanda pembatas dari luar gedung mereka, atau kami yang akan melakukannya,” kata seorang pengacau dari Britain First yang berpakaian ala militer.
Kelompok yang menyebut diri mereka “Kent battalion activists” menerobos ke dalam ruangan shalat dengan mengenakan sepatu mereka, mereka menolak permintaan seorang pria Muslim tua untuk menunjukkan rasa hormat terhadap tempat ibadah, sebagaimana dilaporkan Huffington Post.
Para pengacau itu berargumen bahwa pembatas antara jamaah pria dan perempuan adalah sebuah langkah yang tidak menghormati perempuan.
“Jika kalian menghormati perempuan, kami akan menghormati masjid kalian,” kata mereka.
Kelompok fasis itu dipimpin oleh Paul Golding, seorang mantan anggota dewan British Nationalist Party, dan seorang penganut Kristen Evangelis Jim Dowson, yang pernah bertugas dalam keuangan partai trsebut, melalui Channel Four News telah mengakui di masa lalu untuk mengupayakan “perang suci” di jalan-jalan Inggris.
Sebelum insiden ini, kelompoknya yang disebut “Christian patrols” telah menyerbu sejumlah masjid dengan tuntutan serupa, menyebarkan selebaran Kristen dan injil kepada warga Muslim sebagai bagian dari apa yang mereka sebut kampanye “perang salib”.
Masjid-masjid memasang pembatas (hijab) antara perempuan dan laki-laki bertujuan agar tidak ada campur baur antara jamaah laki-laki dan perempuan, yang mana hal tersebut juga bermaksud untuk menjaga kehormatan perempuan. Karena Islam menjaga kesucian dan kehormatan perempuan.
(siraaj/arrahmah.com)