KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Dalam upaya mencegah budaya seks pra-nikah, kelompok pemuda Muslim di Malaysia menyerukan para Muslimah untuk menghindari penggunaan emoticon dan parfum sebagai pesan anti-Hari Valentine, Asian Corespondent melaporkan pada Senin (13/2/2017).
Dua hal ini adalah bagian dari tujuh hal yang disarankan untuk dihindari perempuan Muslimah saat bertemu laki-laki non-mahram, bahkan ketika tidak merayakan hari kasih sayang untuk “memperingati cinta”, Malay Mail Online melaporkan.
Asosiasi Pemuda Muslim Nasional (Pembina) juga memperingatkan perempuan agar tidak bepergian dengan laki-laki yang “tidak pantas” dan hanya siang hari, serta menjaga pesan teks mereka tetap sederhana.
Terlepas dari penggunaan emoticon dan parfum berlebihan, kaum perempuan juga diminta agar tidak berbicara dengan laki-laki dengan suara yang mendayu dan harus berpakaian dengan sempurna di hadapan laki-laki non-mahram.
Pedoman ini juga merupakan bagian dari kampanye tahunan anti-hari kasih sayang, yang juga menyerukan pemuda Muslim untuk menyeru pasangan Muslim yang belum menikah dan berduaan pada hari kasih sayang.
Kelompok ini juga menyerukan pemuda untuk mengenakan pakaian yang berisi pesan anti-Valentine dan untuk menyebarkan pesan di seluruh platform media sosial.
Pada dasar tahunan, otoritas keagamaan di Malaysia telah menyerukan umat Islam untuk menolak perayaan Valentine’s Day (Hari Valentine) karena merupakan budaya yang berasal dari Kristen.
Pada tahun 2005, Komite Fatwa Nasional untuk Urusan Islam telah melarang perayaan ini bagi kalangan Muslim. Pihak berwenang juga telah meluncurkan beberapa kampanye, termasuk “Waspadalah terhadap perangkap Hari Valentine”, yang diluncurkan pada tahun 2011, dan mendorong relawan untuk memperingatkan pemuda dari bahaya merayakan hari tersebut.
Kalangan ulama Malaysia telah secara konsisten menyatakan bahwa Hari Valentine merupakan perayaan Kristen, dan hanya mempromosikan pergaulan dan kegiatan tidak bermoral. (althaf/arrahmah.com)