WASHINGTON (Arrahmah.id) – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Rabu (7/6/2023) mendesak para pemimpin Kongres AS untuk membatalkan pidato Perdana Menteri India Narendra Modi pada 22 Juni mendatang.
“Pidato Modi mengirimkan pesan bahwa menindas umat Kristen, Muslim, Dalit, Sikh, dan agama minoritas lainnya bukanlah masalah bagi Kongres AS,” kata Direktur Urusan Pemerintah CAIR Robert McCaw dalam surat yang dikirimkan kepada para pemimpin Kongres, seperti Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, Pemimpin Republik Senat Mitch McConnell, Ketua DPR Kevin McCarthy dan Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries.
“Kebijakan anti-demokrasi Modi, seperti membungkam jurnalis yang kritis, juga berlawanan dengan apa yang seharusnya dirayakan oleh Kongres AS. Jika Pertemuan Bersama terjadi, kami berencana mendesak Anggota untuk memboikotnya,” kata McCaw.
Kelompok advokasi Muslim terbesar di AS itu juga menuntut agar India ditetapkan sebagai Negara Perhatian Khusus karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Modi terhadap orang Kristen, Muslim, Dalit, Sikh, dan agama minoritas lainnya.
Sementara itu, CAIR juga meminta pemerintahan Biden untuk membatalkan rencana makan malam kenegaraan untuk menghormati Modi.
Dalam sepucuk surat yang diberikan kepada perdana menteri India pada awal Juni, McCarthy meminta Modi untuk berpidato di Kongres pada 22 Juni mendatang, mengatakan “Anda akan memiliki kesempatan untuk berbagi visi Anda untuk masa depan India dan berbicara tentang tantangan global yang dihadapi kedua negara kita.”
Kunjungan Modi ke Washington akan menjadi kunjungan yang pertama sejak Biden menjabat pada Januari 2021. Hanya dua pemimpin dunia lainnya yang telah diberikan kunjungan kenegaraan oleh Biden, yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Desember lalu dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada bulan April. (rafa/arrahmah.id)