NEW JERSEY (Arrahmah.com) – Saat jutaan orang di timurlaut Amerika yang dilanda badai dahsyat Sandy, sedang mencari cara untuk melanjutkan kehidupan normal mereka, kelompok Muslim Amerika bergegas memberikan bantuan untuk mereka yang terkena badai.
“Islamic Relief USA Disaster Assistance Response Team (DART) telah dikerahkan untuk membantu warga New Jersey yang terkena badai Sandy,” ujar kelompok Islam dalam siaran pers seperti yang dilaporkan OnIslam.
“Staf DART dan relawan menyediakan jasa manajemen penampungan dan membantu apapun yang diperlukan di New Jersey.”
Yayasan Zakat Amerika, sebuah badan amal Islam terkemuka, juga telah meminta sumbangan untuk membantu warga yang terkena badai besar ini.
“Jutaan orag hidup tanpa listrik, sekolah ditutup, kereta bawah tanah telah ditutup dan pekerja diberitahu untuk tetap di rumah mereka dengan orang-orang yang mereka cintai,” ujarnya.
Jutaan orang yang tersisa terguncang setelah Badai Sandy menghantam New Jersey Senin lalu.
Badai terbesar yang pernah menghantam negeri ini dalam generasi terakhir meninggalkan banjir besar dan pemadaman listrik yang terus meluas dan jumlah korban tewas terus merangkak naik.
Jalur komuter bawah tanah New York yang membawa jutaan orang perhari, kini terendam banjir.
“Kami menawarkan dukungan tanpa syarat dan membantu para korban,” ujar Hafiz Mohammad Saeed, kepala Badan Amal Islam Jamaat-ud-Dawa di Pakistan dalam sebuah siaran pers.
“Jika pemerintah AS membiarkan kami, kami akan mengirimkan dokter kami, bantuan dan tim ahli penyelamatan, makanan serta obat-obatan atas dasar kemanusiaan.”
Saeed yang dituduh oleh India mendalangi serangan Mumbai pada tahun 2008 lalu dan kepalanya dihargai oleh AS sebesar 10 Juta USD, mengatakan membantu orang Amerika yang terkena kesulitan adalah kewajiban agama dan moral.
“Perintah Islam kepada kami adalah untuk membantu mereka tanpa membedakan agama, atau keyakinan,” ujarnya dalam pernyataan di halaman Facebook kelompoknya.
Banyak orang Amerika terkejut dengan kerusakan yang disebabkan oleh badai besar itu.
“Saya tidak punya air, gas pun tidak,” ujar akuntan publik, Joseph Warburton kepada AFP saat ia menuju Midtown.
“Aku berjalan menyusuri 20 tangga penerbangan untuk sampai ke permukaan jalan dan sekarang saya harus mencoba mencapai kantor.”
Banyak jalan yang masih terhalang oleh pohon, dan terowongan jalan tergenang banjir yang kini mulai berangsur surut.
Jembatan yang mengarah ke luar Manhattan hanya dibuka untuk layanan darurat.
Sirene polisi dan ambulans mendominasi lalu lintas di pagi hari. Pejalan kaki harus menghindari reruntuhan pohon yang dihantam hembusan angin hingga 153 km per jam yang melanda kota itu.
Sekitar 300.000 rumah di New York mengalami pemadaman listrik saat badai Sandy merobohkan pohon-pohon dan membanjiri fasilitas transmisi listrik.
“Jangan heran jika membutuhkan waktu satu minggu untuk memperbaikinya kembali,” ujar juru bicara Con Edison (perusahaan listrik), Alfonso Quiroz.
Badai ini mengguncang Amerika enam hari sebelum pemilihan presiden di negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)