CHITTAGONG (Arrahmah.id) — Kelompok militan Jamaat Ul Ansar Fil Hind Al Sharqiya (JAFHS) diduga berusaha mendirikan ‘Desa Khilafah’ di dalam wilayah Bukit Chittagong. Para anggota kelompok ini membeli tanah dan menjalankan aktivitas militansi melalui pertanian.
Menurut sumber lembaga penegak hukum, seperti dilansir Blitz (30/10/2022), JAFHS pun memberikan pelatihan bertempur dan tehnik senjata pada rekrutannya.
Dua pemimpin JAFHS yaitu Shamim Mahfuz alias Shamin Mahfuz (mantan dosen) dan Mohsin Imam (ahli pertanian) menjalankan kelompok militan ini dengan meniru kelompok Harkatul Jihad Bangladesh (HuJI-B). Itu didasari karena pemimpin HuJI-B, Abu Sayeed alias Dokter Jafar, yang saat ini menjadi narapidana di penjara Bangladesh, adalah guru spiritual JAFHS.
Perwakilan unit Kontra Terorisme Bangladesh mengatakan, Shamim Mahfuz dulunya adalah mahasiswa yang cemerlang di perguruan tinggi. Dia memperoleh gelar master kehormatan dari Universitas Dhaka dan PhD dari Universitas Jahangir Nagar. Kemudian menjadi dosen di perguruan tinggi terkemuka di Bangladesh.
Sumber tersebut menambahkan, Shamim Mahfuz berubah menjadi radikal ketika mahasiswa. Dia sempat berhubungan dengan Hizbut Tahrir dan beberapa kelompok militan lainnya. Hingga akhirnya dia memiliki cita-cita untuk mendirikan khilafah di Bangladesh. Dan untuk memulainya, ia ingin terlebih dahulu mendirikan ‘Desa Khilafah’ di daerah perbukitan Chittagong.
Sedangkan Mohsin Imam memperoleh gelar akademisnya dari Universitas Pertanian di Bangladesh. Dia secara teratur berhubungan dengan teman universitasnya Nathan Bawm, pemimpin kelompok Front Nasional Kuki Chin, yang juga dikenal sebagai Partai Bawm dan Front Nasional Kuki (KNF).
Menurut lembaga pemerintah, dampak hasil usaha mereka mulai terlihat sejak Agustus 2022. Banyak pemuda Bangladesh dari berbagai wilayah menghilang dari rumahnya. Belakangan, setelah tertangkapnya beberapa pemuda yang hilang, diketahui mereka berkumpul di ‘Desa Khilafah’.
Terungkap di ‘Desa Khilafah’, mereka mendapat pelatihan perang dari KNF, sebagian besar anggota HuJI-B telah bergabung dengan JAFHS, serta terjalinnya hubungan dengan Hamas, Taliban serta beberapa kelompok militan lainnya yang berbasis di Pakistan dan Afghanistan. (hanoum/arrahmah.id)