Kairo (Arrahmah.com) – Kelompok Jihad Mesir, Harakah Sawa’id Misr (HSM), mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kedutaan Myanmar di Kairo pada tanggal 9 Muharram yang bertepatan dengan 30 September 2017. HSM dalam pernyataannya menegaskan bahwa serangan tersebut adalah tanggapan mereka atas perlakuan Myanmar kepada Muslim Rohingya.
“Pemboman ini menjadi peringatan bagi kedutaan pembunuh wanita dan anak-anak Muslim di Bumi Arakan, dan (serangan ini) sebagai bentuk dukungan terhadap pemuda Muslim yang tertindas ini..,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Selanjutnya dalam pernyataannya juga HSM menegaskan bahwa mereka sangat berhati-hati dalam melancarkan operasinya agar tidak mengenai warga sipil dan orang yang tidak bersalah.
“Kami telah berhati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada korban sipil atau orang yang tidak bersalah selama operasi tersebut.”
Serangan tersebut mendorong juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay untuk mengingatkan warga Myanmar di luar negeri. Dia menulis di Twitter: “Tolong kepada warga Myanmar di seluruh dunia untuk berwaspada!”
Rezim Buddhist Myanmar telah menyebabkan lebih dari 500.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus tahun ini. Wilayah Rakhine di Myanmar Barat telah menjadi lokasi bentrokan baru-baru ini antara Mujahidin Rohingya dan pasukan rezim.
Harakah Sawa’id Misr (HSM) secara resmi mengumumkan dirinya melalui media social Facebook pada bulan Juli tahun lalu ketika mengklaim bertanggungjawab atas pembunuhan Mayor Polisi Mesir Mahmud Abdel Hamid. Kelompok tersebut menyatakan: “Kami bersumpah di hadapan Allah dan orang-orang Mesir untuk tidak menurunkan senjata kami sampai kami terbebas dari penindasan militer yang kejam.”
Kementerian Dalam Negeri Mesir belum berkomentar mengenai ledakan yang terjadi pada hari Sabtu itu, yang menurut penduduk setempat dan media setempat disebabkan oleh pipa gas yang bocor. Namun sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa bahan peledak ditemukan di lokasi tersebut.
Tercatat beberapa aksi yang telah dilakukan oleh kelompok Jihad ini, antara lain meledakkan sebuah bom di dekat sebuah pos pemeriksaan polisi di Giza pada bulan Desember. Serangan tersebut dikabarkan menewaskan enam polisi dan melukai tiga lainnya.
Serangan yang diklaim oleh HSM berlanjut pada musim panas. Pemerintah di Kairo telah berusaha keras untuk menahan serangan dari kelompok ini.
Meskipun pemerintah Mesir telah menuduh adanya hubungan antara Ikhwanul Muslimin dan Harakah Sawa’id Misr, namun hubungan tersebut masih terus diperdebatkan. Menurut analis belum ada bukti yang pasti keterkaitan antara keduanya.
Serangan HSM ke kedutaan asing menandai pergeseran strategi kelompok tersebut. Sebelumnya mereka tidak pernah melakukan serangan yang menargetkan pihak asing di Mesir
Pihak berwenang Mesir telah mengharamkan Harakah Sawa’id Misr pada bulan Februari, menuduh kelompok tersebut sebagai sayap militan Ikhwanul Muslimin, namun Ikhwanul Muslimin membantahnya.
(Umarmukhtar/arrahmah.com)