WELLINGTON (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok perempuan Muslim telah muncul secara terbuka menentang niqab atau burqa. Kemunculannya semakin memicu perdebatan mengenai penutup aurat bagi muslimah di Barat.
Kelompok yang menamakan diri dengan Sisters in Islam mengatakan Islam tidak memiliki hukum yang mengharuskan perempuan menutup penuh seluruh tubuhnya. Bahkan pendiri kelompok itu, Zainah Anwar, menggambarkan niqab atau burqa sebagai “penghinaan terhadap martabat manusia” bagi siapapun perempuan yang memakainya.
“Saya kira masalah burqa ini sangat mengganggu,” lanjut Anwar.
“Ada cukup referensi yang memperlihatkan bahwa penutup wajah ini bukan syarat utama dalam Islam.”
“Jika perempuan tidak dibiarkan terlihat dan terdengar di tempat publik maka hal ini merupakan tindakan melawan martabat manusia,” tambahnya.
Anwar pun menyatakan bahwa burqa atau niqab juga menekan muslim lainnya untuk melihat bahwa perempuan Muslim yang baik adalah mereka yang menutup seluruh tubuhnya, dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Perdebatan mengenai munculnya kelompok ini diangkat oleh harian Selandia Baru, Herald, yang mencoba menantang para pembacanya untuk beradu argumentasi mengenai perlukah Selandia Baru memperbolehkan niqab.
“Burqa, niqab, atau bentuk penutup kepala lainnya tidak diperlukan dalam Islam. Al Quran secara jelas tidak mengacu pada hal ini secara langsung. Siapapun yang mengatakan menghormati perempuan yang mengenakan burqa adalah menghormati keyakinan adalah sesat. Selandia Baru sangat percaya pada kebebasan berekspresi,” tulis Francis.
Sementara itu, pembaca yang bernama Andrew Aitkin mengatakan jilbab (pakaian muslimah) adalah “konyol”. “Pakaian itu tidak perlu dikenakan kecuali jika anda ingin merampok bank,” tulisnya.
Leanne Wech mengomentari keberadaan kelompok itu. “Perempuan menyatakan tidak pada burqa atau niqab adalah perempuan yang sangat berani dan progresif dalam pemikiran mereka.”
“Kelompok perempuan yang menentang mengenakan burqa membawa beberapa poin menarik yang bagi Barat. Saya merasa sangat kasihan pada mereka tentang, khususnya bahwa jika mereka tidak [mengenakan] burqa mereka dianggap bukan Muslim yang baik. Saya berharap bahwa para perempuan ini didengar dan dipahami,” tulisnya.
Pembaca lain bernama Deemac mengomentari, “Saya senang kelompok ini telah berbicara bahwa Islam tidak mengharuskan perempuan untuk menutup wajah mereka. Anda tidak dapat berpartisipasi dalam demokrasi modern jika Anda menyembunyikan wajah Anda.” (althaf/arrahmah.com)