ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Kelompok Fidaiyul Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan peledakan bom di hotel JW Marriot Islamabad Pakistan yang menewaskan 53 orang dan meminta pasukan AS hengkang dari Pakistan.
Dalam pernyataannya melalui rekaman suara yang dipublikasikan di beberapa situs internet kemarin, kelompok yang menamakan dirinya sebagai “Jamaah Fidaiyul Islam” menyatakan bahwa aksi serangan tersebut bertujuan untuk mengusir orang-orang AS di Pakistan dan mencegah mereka melakukan campur tangan dalam urusan militer, media, keamanan dan agama di Pakistan.
Jamaah Fidaiyul Islam juga menegaskan secara khusus, aksi tersebut mentargetkan sekitar 250 marinir AS yang tengah bermalam di hotel tersebut, disamping sejumlah petinggi militer dari NATO.
Kelompok ini juga meminta Pemerintah AS untuk segera membebaskan seluruh tahanan aktivis Islam seperti Khalid Sheikh Mohammad yang oleh AS dituduh sebagai tokoh Al Qaeda serta meminta AS untuk segera menghentikan operasi militernya di Pakistan dan Afghanistan. Sejumlah kantor Kedubes asing seperti Inggris, Perancis dan Belanda di Islamabad juga diminta untuk ditutup dan mengimbau kepada rakyat Pakistan agar tidak mengunjungi tempat-tempat yang sering dikunjungi warga AS dan Inggris di Pakistan karena dikhawatirkan akan menjadi korban serangan bom.
Sementara itu, pihak manajemen hotel membantah telah terjadi pembatalan booking jamuaan makan malam oleh pemerintah Pakistan yang direncanakan di hotel tersebut pada malam kejadian.
Namun Jubir Kemdagri Pakistan, Rahman Malik mengatakan sebelumnya bahwa Presiden Pakistan dan PM serta beberapa menteri Pakistan dan pimpinan militernya berencana akan memboking tempat di hotel tersebut untuk acara makan malam, namun pada detik-detik terakhir, rencana itu dibatalkan dan dipindahkan ke tempat kediamanan PM Pakistan. Menurut Rahman Malik, yang memesan hotel adalah Ketua Parlemen Pakistan.
Dalam perkembangan lainnya, Pasukan Pakistan terus melancarkan operasi penumpasan kelompok Taliban di daerah Barat Daya Pakistan. Seperti dilaporkan Al Jazeera, sedikitnya 8 milisi Taliban tewas akibat baku tempak dengan pasukan pemerintah, sementara seorang tentara Pakistan juga diberitakan tewas.
Sementara itu, di kawasan Madyan, Propinsi Wadi Sawat, Pakistan bagian Barat Daya, 3 tentara Pakistan diberitakan tewas akibat serangan bom syahid mujahidin Taliban. Seorang mujahidin tiba-tiba meledakan diri ketika hendak diperiksa oleh aparat keamanan Pakistan di chek point pemeriksaan di daerah tersebut. (Hanin Mazaya/alj/SI)