Mengapa kebijakan pemerintahan George W. Bush begitu mendukung Israel dan menutup mata dengan kekejian yang dilakukan kaum Zionis itu? Pertanyaan yang sebenarnya klasik ini, terjawab dengan pernyataan sejumlah tokoh Kristen konservatif di AS. Mereka secara terbuka menyatakan mendukung dan akan melindungi Israel dengan alasan keyakinan agama mereka, bahwa Israel adalah “kebijakan luar negeri Tuhan” dan Israel memegang peranan penting sebagai katalis kebangkitan kembali Yesus Kristus.
Tokoh Evangelis yang juga dikenal sebagai tokoh Kristen konservatif paling berpengaruh di AS, James D. Dobson dalam wawancara dengan surat kabar The New York Times, Selasa (14/11) mengungkapka,”Ajaran agama saya mengindikasikan bahwa Israel adalah tanah perjanjian.”
“Di sana ada Israel yang kecil dengan lima juta Yahudi yang terkepung, dikelilingi oleh setengah miliar umat Islam di mana para pemimpinnya ingin menenggelamkan Israel ke laut,” ujar Dobson dalam sebuah siarannya. Di AS, ia memang dikenal sebagai penyiar program-program Evangelis.
Dobson bahkan menyamakan perang antara Israel dan Arab dengan “pertempuran antara David dan Goliath”, sebuah kisah yang terdapat dalam Alkitab.
Pandangan serupa juga dilontarkan oleh pendiri organisasi Christian United for Israel, Pendeta John Hagee. Ia menyebut perang Israel dengan pejuang Hizbullah sebagai “pertempuran antara kebaikan dan kejahatan” dan ia menyatakan mendukung Israel sebagai “kebijakan luar negeri Tuhan”
Para tokoh Kristen konservatif di AS meyakini bahwa dukungan George W. Bush terhadap Israel selama ini adalah untuk melaksanakan perintah di Alkitab, yang menyebutkan agar negara Yahudi dilindungi.
Kalangan kulit putih penganut Evangelis meliputi hampir seperempat jumlah pemilih dan sebagian besar adalah anggota Partai Republik, partainya Bush. Mereka tetap komitmen untuk tetap mendukung agenda-agenda pro Israel.
Aliansi Kristen-Yahudi di AS
Dalam memperkuat dukungan terhadap Israel, sudah berpuluh-puluh tahun pemerintah Israel menggalang kerjasama dengan kalangan Evangelis di AS. Salah satu wujudnya adalah organisasi International Fellowship of Christian and Jews.
Pendiri organisasi tersebut yang ditunjuk sebagai duta resmi pemerintah Israel bagi kalangan Envagelis, Rabbi Yechiel Eckstein mengatakan, dirinya telah melihat dukungan yang sangat dalam dari kelompok Evangelis AS bagi Israel, ketika ia menggalang bantuan dari untuk Tel Aviv selama perang Israel-Hizbullah di Libanon.
Selama perang yang berlangsung hampir lima minggu itu, organisasi yang dipimpinnya mendapatkan sekitar 30 ribu donor baru dan aliran uang yang besar yang meningkatkan pendapatan organisasi tersebut.
“Perang benar-benar telah mendorong momentum itu,” kata Eckstein.
Tokoh Evangelis lainnya yang kerap melontarkan hinaan terhadap Islam dan umat Islam dan sangat mendukung Israel adalah Pat Robertson.
“Israel-tempat berjalan di mana Yesus berjalan, tempat berdoa di mana Yesus berdoa, tempat berdiri di mana Yesus berdiri-tidak ada tempat lain seperti ini di bumi,” kata Robertson dalam sebuah iklan komersil pariwisata Israel yang diluncurkan belum lama ini atas kerjasama dengan pemerintah Israel.
Mewaspadai Iran
Setelah pemimpin Irak Saddam Hussein tumbang, Israel dan kalangan Evangelis AS kini sedang mewaspadai Iran yang dianggap sebagai “ancaman yang mematikan.”
Para penyiar dan komentator Evangelis, menurut majalah Times, menaruh perhatian besar atas komentar-komentar Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad terutama soal Holocaust dan seruannya untuk menghancurkan Israel.
Tokoh Kristen konservatif, Gary Bauer mengungkapkan, nama Presiden Iran berulang kali muncul dalam acara-acara talk-show radio Kristen.
“Saya tidak yakin ada pemimpin negara asing yang membuat pukulan yang lebih besar dalam budaya AS sejak Khrushchev, khususnya di kalangan Kristen,” katanya merujuk nama mantan pemimpin Unit Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev (1849-1971).
Sementara Pendeta John Hagee menyatakan, ia akan melakukan apapun yang ia bisa lakukan untuk menekan para pejabat AS agar bersikap keras pada Iran.
Menurutnya, dalam pertemuan “Night to Honour Israel” di gereja San Antonio bulan Oktober kemarin, Ahmadinejad menjadi topik pembicaraan sekitar lima ribu penganut Evangelis yang ikut dalam pertemuan itu.
Hagee menyamakan Ahmadinejad dengan Fir’awn di Mesir. “Fir’awn mengancam Israel dan ia berakhir menjadi makanan ikan,” katanya disambut dengan applause. (ln/iol/eramuslim)