KHYBER PAKHTUNKHWA (Arrahmah.id) – Sedikitnya 10 polisi tewas dalam sebuah serangan di Pakistan utara seiring dengan meningkatnya kekerasan menjelang pemilihan umum nasional.
Polisi melaporkan pada Senin (5/2/2024) bahwa para penyerang telah menargetkan sebuah kantor polisi di distrik Dera Ismail, Khyber Pakhtunkhwa, dengan senjata berat. Selain 10 orang yang tewas, sedikitnya enam orang lainnya mengalami luka-luka.
Polisi mengatakan bahwa mereka telah mengepung daerah tersebut dan meluncurkan operasi pencarian untuk memburu para penyerang.
Tehreek-e-Taliban Pakistan (TPJ) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok bersenjata ini diyakini sebagai cabang dari Taliban Pakistan (TTP) yang terlarang, yang berusaha untuk menggulingkan pemerintah dan telah menargetkan negara dan lembaga-lembaganya selama bertahun-tahun. Dera Ismail Khan adalah bekas kubu TTP, lansir Al Jazeera.
Wilayah terpencil di barat laut Khyber Pakhtunkhwa telah menyaksikan peningkatan kekerasan seiring dengan persiapan 128 juta pemilih di Pakistan untuk mengikuti pemilihan umum pada tanggal 8 Februari.
Rehan Zaib Khan, seorang kandidat independen, dan empat ajudannya ditembak mati di distrik Bajur, provinsi tersebut pada 31 Januari.
Pada Desember, TPJ mengaku bertanggung jawab atas serangan di Tehsil Daraban di mana seorang pengebom bunuh diri meledakkan sebuah kendaraan yang sarat dengan bahan peledak di luar kantor polisi. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 23 polisi dan melukai 32 lainnya.
Bulan lalu, sedikitnya 101 orang tewas ketika seorang pengebom bunuh diri menargetkan sebuah masjid di ibu kota Peshawar.
Dua front
Kekerasan telah meningkat di seluruh Pakistan saat pemungutan suara semakin dekat.
Ancaman keamanan juga marak di wilayah barat daya Balochistan, di mana Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) yang terlarang -yang paling menonjol dari beberapa kelompok separatis- telah meningkatkan serangan. Pekan lalu, setidaknya 15 orang tewas ketika BLA menargetkan instalasi militer dan keamanan di kota Mach, 65 km (40 mil) selatan ibu kota Balochistan, Quetta.
Khawatir akan terjadinya kekerasan selama pemungutan suara pada 8 Februari, Menteri Informasi Balochistan, Jan Achakzai, mengumumkan pada Ahad malam bahwa layanan internet akan tetap dibatasi untuk sementara waktu pada hari pemilihan.
“Memastikan keselamatan dan keamanan warga negara biasa adalah hal yang sangat penting, karena ada kekhawatiran bahwa teroris dapat mengeksploitasi platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan saluran serupa lainnya untuk tujuan komunikasi,” tulisnya dalam sebuah posting di X.
Balochistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, secara strategis penting karena kaya akan cadangan tembaga, seng, dan gas alam. Kota-kota di provinsi ini selalu menjadi sasaran kelompok-kelompok bersenjata.
Kaum nasionalis Baloch awalnya menginginkan pembagian sumber daya provinsi, tetapi kemudian memprakarsai gerakan untuk kemerdekaan penuh. (haninmazaya/arrahmah.id)