KAIRO (Arrahmah.com) – Kelompok Tamarrud alias Gerakan Pembangkangan, yang mendukung capres militer Abdel Fattah As-Sisi, mengakui lemahnya partisipasi rakyat Mesir dalam pemilihan presiden yang digelar pada Senin (26/5/2014) dan Selasa (27/5/2014), lalu diperpanjang sampai Rabu (28/5/2014) sore oleh Komisi Tertinggi Pemilihan Umum Mesir.
Dalam pernyataannya pada hari Rabu (28/5) Kelompok Tamarrud menyebutkan sedikitnya rakyat Mesir yang memberikan suara dalam Pemilihan Presiden telah “menelantarkan” As-Sisi di hadapan dunia dan menempatkannya dalam situasi yang sulit.
Kelompok Tamarrud adalah gerakan nasionalis, sekuleris dan Kristen Koptik yang getol menuntut pelengseran mantan presiden Muhammad Mursi. Kelompok ini menjadi pendukung kudeta militer yang dilakukan oleh Abdel Fattah As-Sisi.
Koordinator Kelompok Tamarrud Wilayah Kairo Selatan, Mas’ad Al-Mishri, menambahkan bahwa rakyat Mesir telah menelantarkan As-Sisi di hadapan dunia pada saat mereka mengatakan kepadanya “Turunlah [ke jalan] maka kami akan berada di belakangmu”, namun setelah itu mereka meninggalkannya sendirian dalam kancah pilpres, seperti dikutip oleh harian Al-Mishriyun.
Kampanye As-Sisi dan kubu pendukungnya di media massa mendapatkan pukulan telak akibat mayoritas rakyat Mesir tidak berpartisipasi dalam pemilihan presiden. Para pendukung As-Sisi mengungkapkan shock mereka lewat teriakan-teriakan dan kecaman-kecaman lewat sejumlah stasiun TV.
Lebih dari 200 ulama dan juru dakwah Mesir telah menyerukan pemboikotan pemilihan presiden. Seruan itu mendapatkan sambutan positif dari mayoritas penduduk Mesir. Mereka memboikot pemilihan presiden. Menurut mereka pilpres tersebut hanyalah sandiwara junta militer untuk melegalkan kudeta militer yang mereka lakukan dengan kedok pemilu demokratis.
Sepinya warga yang memberikan suaranya dalam pilpres pada hari Senin dan Selasa membuat Komisi Tertinggi Pemilihan Umum Mesir memperpanjang masa pencoblosan sampai hari Rabu sore. Keputusan itu semakin menuai penolakan, kecaman dan keragu-raguan dari partai politik dan rakyat Mesir. Kubu Hamdeen Shabahi, rival Abdel Fattah As-Sisi dalam pilpres kali ini, menyebut pemilihan presiden penuh dengan pelanggaran dan pemalsuan suara.
(muhib al majdi/arrahmah.com)