ROHINGYA (Arrahmah.com) – Seorang dosen sebuah universitas di Malaysia memberikan pendapatnya terkait perjuangan nasib etnis Rohingya. Dosen berdarah Rohingya bersyarat anonimitas dengan alasan keselamatan ini menyatakan bahwa, sosok pemimpin kharismatik selama ini masih “absen” dalam perjuangan hak-hak etnis Rohingnya, di tanah asal mereka yang saat ini menjadi bagian dari negara Myanmar.
“Masalahnya kita punya banyak orang yang ingin menjadi pemimpin tanpa kualifikasi memadai,” jelas sang dosen seperti dikutip Risalah dari BBC Indonesia, Selasa (28/4/2015).
Menurutnya, perjuangan Rohingnya bukan hanya kekuatan moral tapi juga kemampuan fisik.
“Pertama, mereka harus kokoh dari sisi moral. Kedua, mereka juga harus kuat secara fisik. Masalahnya beberapa orang sudah berusia 70-80 tahun dan ingin menjadi pemimpin.”, lanjutnya.
Ia juga menjelaskan jika sebenarnya Rohingya memiliki berbagai wadah organisasi perjuangan internasional, namun pemimpin-pemimpin yang ada tidak saling mempercayai satu sama lain dan cenderung mengusung agenda masing-masing.
Saat ini banyak pengungsi Rohingya mencari suaka ke berbagai negara lain, termasuk di Indonesia yang menjadi persinggahan. Salah satu negara yang telah memberikan status warga tetap bagi pendatang Rohingya adalah Arab Saudi.
Etnis minoritas Rohingya menjadi korban kebijakan politik pemerintah Myanmar yang menolak mengakui mereka sebagai warga negara, sehingga mereka banyak kehilangan hak-haknya (tanpa status warga negara). Pemerintah Myanmar dan sebagian besar penduduknya yang mayoritas beragama Buddha ini beranggapan jika orang Rohingya adalah para imigran ilegal di perbatasan dari Bangladesh sejak masa kolonial Inggris.
Masalah ini semakin diperparah dengan sentimen agama yang ada di negeri itu, sehingga memunculkan berbagai aksi kekerasan atau konflik berbau SARA dengan kelompok ekstrimis Buddha. Myanmar adalah sebuah negara dengan pandangan mengakar mengenai ide “Nasionalis-Buddhist”, sementara mayoritas etnis Rohingya merupakan penganut agama Islam.
PBB dan dunia internasional telah meminta pada pemerintah Myanmar untuk memberikan status warga negara bagi orang Rohingya.
(adibahasan/arrahmah.com)