GAZA (Arrahmah.id) – Media Inggris The Guardian dalam sebuah artikelnya mengangkat krisis kelaparan dan penyakit di Gaza, menggambarkannya sebagai “mesin pembunuh yang lebih mematikan daripada serangan ‘Israel’.”
Artikel tersebut mempertanyakan, “Bagaimana dunia bisa berdiam diri menyaksikan sebuah wilayah di mana ‘Israel’ sengaja membiarkan penduduknya kelaparan hingga mati melalui blokade yang mencegah segala bentuk bantuan?”
Menurut artikel itu, tujuannya jelas: membersihkan Gaza dari warga Palestina dengan memaksa mereka pergi secara “sukarela.”
Dukungan untuk Jurnalis Gaza
Sementara itu, Le Monde dari Prancis memuat artikel yang ditandatangani oleh perwakilan organisasi dan kelompok pembela hak-hak jurnalis, menyatakan solidaritas mereka dengan para jurnalis Gaza yang mempertaruhkan nyawa untuk mengungkap fakta di tengah blokade informasi tanpa preseden dari ‘Israel’.
Artikel tersebut mengisahkan tentang jurnalis Palestina yang tewas oleh tembakan ‘Israel’ meski mengenakan helm dan rompi pers, serta mereka yang bekerja di bawah ancaman pembunuhan dengan tuduhan tanpa bukti dari militer ‘Israel’ tentang keterkaitan dengan Hamas.
Ancaman terhadap Aktivis Pro-Palestina di AS
Le Temps dari Swiss membahas apa yang disebut sebagai “Proyek Esther,” sebuah inisiatif yang digagas oleh kaum konservatif garis keras dengan tujuan memberantas segala bentuk dukungan terhadap Palestina di Amerika Serikat.
Artikel itu menyebutkan bahwa indikasi penerapan proyek ini terlihat dalam berbagai kebijakan sejak pemerintahan Presiden AS Donald Trump, termasuk pencabutan visa ratusan pelajar yang mendukung Palestina.
Kesimpulannya: “Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menjadi seorang Palestina di Amerika Serikat.”
Dinamika Negosiasi AS-Iran
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Iran memiliki alasan kuat untuk mencapai kesepakatan nuklir, terkait krisis ekonomi yang bertepatan dengan situasi politik yang sensitif.
Koran itu berpendapat bahwa kebutuhan Teheran untuk meringankan sanksi cukup menjadi alasan untuk tetap berada di meja perundingan, ditambah dengan ancaman intervensi militer AS.
Artikel tersebut menyimpulkan bahwa Iran percaya tujuan pelonggaran sanksi—yang tidak tercapai di era Presiden Joe Biden—mungkin bisa terwujud di bawah pemerintahan Trump.
Ketegangan Perdagangan AS-Cina
The Washington Times membahas kekhawatiran di kalangan supplier Cina bahwa kenaikan tarif dapat mengancam bisnis mereka jika ketegangan AS-Cina tidak mereda dalam beberapa bulan ke depan.
Koran itu mengutip pandangan seorang pakar Cina yang memprediksi pemisahan ekonomi AS-Cina “jika situasi ini berlanjut,” setelah sepekan penuh tindakan balasan dari kedua belah pihak. (zarahamala/arrahmah.id)