JAKARTA (Arrahmah.com) – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan kelangkaan pasokan dan tingginya harga daging sapi di pasaran disebabkan oleh rekayasa untukmenuntut kenaikan kuota impor. Pemerintah diminta konsisten untuk tidak melakukan impor kembali.
Ketua Komisi IV DPR, M Romahurmuziy, mengatakan terdapat oknum yang sengaja menyetop para pedagang menjual daging sapi. Rumah jagal pun seperti di Jawa Timur juga mendapat ancaman untuk tidak beroperasi.
“Kami terima infonya di RPH Pegirikan, Surabaya dan RPH Kedurus, Pasuruan. Bagi yang tetap beroperasi akan didenda Rp 25 sampai50 juta,” ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dilansir merdeka.com di Jakarta, Minggu (25/11).
Mereka memanfaatkan alasan liburan natal dan tahun baru untuk menambah kuota daging impor baik beku maupun bakalan. Berdasarkanrapat komisi IV dengan para peternak menunjukkan stok bakalan cukup sampai akhir tahun dan populasi sapi terus bertambah sejak sensusNovember 2011.
“Jangan sampai pemerintah didikte oleh kekuatan-kekuatan yang hanya menginginkan keuntungan instan, dengan menghancurkan program swasembada daging 2014 yang telah dirancang,” katanya.
DPR berencana memanggil pihak pemerintah dalam hal ini Ditjennak Kemtan, Ditjen Hubla Kemenhub, dan Deputi Usaha Logistik Kementerian BUMN untuk mengkoordinasikan kelancaran mobilisasi ternak antar wilayahkhususnya dari daerah penghasil seperti NTB.
“Terkait info harga daging sapi/kerbau di berbagai kota kemarin, yang Komisi IV peroleh dari Ditjennak Kementan hari ini, menunjukkan hargadaging sapi berangsur normal,” jelasnya.
Sementara pedagang daging sapi di Sukabumi, Jawa Barat, saat ini masih kesulitan mencari pasokan daging. Bahkan puluhan pedagang terpaksa tidak membuka kios karena tidak mendapat pasokan dalam sepekan terakhir.”Untuk saat ini kami terpaksa tidak berjualan karena pasokan daging sapi sangat sulit didapat,” kata pedagang sapi di Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Suhendi seperti di lansir Antara.
Menurut Suhendi, harga daging saat ini mencapai Rp 80.000 sampai Rp 85.000 per kilogram di mana pada hari-hari biasa harga daging maksimalhanya Rp 60.000 per kilogram. Memang Suhendi mengakui kenaikan hanya terjadi pada saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri yang harganya bisa mencapai Rp 100.000/kg karena permintaan cukup tinggi.
Saat ini, lanjutnya, permintaan tidak tinggi tetapi harga daging sapi melonjak tajam karena pasokannya tidak ada. Walaupun ada sapi, tetapisetiap satu ekor yang biasa dijual hanya Rp 5 juta kini bisa menjadi Rp 10 juta.
“Jika kami paksakan membeli sapi langsung dari peternak dengan harga yang tinggi kami bingung menjualnya, karena mau dijual berapa dagingsapi setiap kilogram, sehingga kami terpaksa tidak berjualan sampai pasokan dan harga kembali normal,” ungkapnya. (bilal/arrahmah.com)