DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad berupaya merekrut warga sipil dan pegawai negeri untuk berjuang bersama tentara yang menderita kekurangan parah dalam personil militer.
Tentara rezim telah membuka sejumlah kamp perekrutan di mana ribuan pekerja mengikuti pelatihan militer.
Seorang sumber yang berbasis di kamp Shamsin mengatakan kepada Zaman Alwasl bahwa hampir 600 relawan berada di kamp tersebut, campuran antara warga sipil dan pegawai negeri, dan mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan dikerahkan di pos-pos pemeriksaan rezim di Hama.
Menurut sumber itu, para relawan dari kota Hama, akan dikerahkan di sekitar hambatan di Hama selama 10 hari saja, mereka akan dikirimkan ke front di pantai, pedesaan di utara dan selatan Aleppo, di pedesaan Hama, di mana rezim kehilangan banyak tentara dan pejuang, menyebutkan bahwa sekelompok pejuang yang dikirim ke front Tadmor tidak ada yang datang kembali karena semuanya tewas dalam pertempuran, lansir Zaman Alwasl pada Sabtu (20/2/2016).
Setiap direktorat di Hama mengirimkan nama-nama pegawai mereka ke divisi keamanan di Hama untuk direkrut ke dalam “layanan sukarela” bahkan jika mengakibatkan semua kantor pemerintahan rezim harus ditutup. Pegawai negeri diberikan waktu 15 hari untuk bergabung dengan kamp Shamsin dan jika mereka menolak maka mereka akan dipecat dari pekerjaan.
Salah satu relawan melaporkan bahwa keadaan di dalam kamp sangat buruk, terutama karena kekurangan makanan.
“Itu adalah sebuah kamp untuk kelaparan dan kekurangan, kami hanya diberikan 6 butir zaitun untuk sarapan dan 25 kg kentang untuk makan siang untuk seluruh kamp,” ujarnya.
Direktur kamp sempat mengatakan bahwa mereka tidak dipaksa untuk tinggal di kamp dan mereka bisa pergi jika mereka ingin, yang mendorong 300 orang berniat untuk pergi dan mengejutkan petugas keamanan yang akhirnya memaksa mereka untuk kembali. (haninmazaya/arrahmah.com)