SURIAH (Arrahmah.com) – Sebuah foto yang menunjukkan sejumlah warga Suriah tengah menguliti seekor singa kebun binatang telah tersebar di situs-situs media sosial. Foto dengan keterangan yang menyebutkan bahwa warga Suriah menyembelih singa akibat kekurangan makanan itu mengimplikasikan pesan perlawananan terhadap rezim diktator Assad, di mana “Assad” dalam bahasa arab berarti “singa”, lansir The Independent pada Jum’at (29/11/2013).
Pengepungan pasukan rezim diktator Assad terhadap Ghouta Timur telah berlangsung selama berbulan-bulan. Blokade tersebut amat menyengsarakan warga di sana hingga mengakibatkan kekurangan pangan akut, bahkan membuat warga Muslim terpaksa memakan daging kucing dan anjing untuk bertahan hidup. Pengepungan tentara Nushairiyah Suriah yang juga mendatangkan penderitaan bagi warga sipil pada awal musim dingin itu kemudian disusul dengan kabar penyembelihan singa oleh warga Ghouta Timur.
“Kekurangan makanan, warga Ghouta, Damaskus timur, telah menyembelih seekor singa kebun binatang,” tulis Ariane Bonzon, yang mengidentifikasi dirinya di Twitter sebagai seorang jurnalis di #Turki + #Middleeast.
Muncul sejak dua pekan lalu, foto itu segera tersebar luas di media-media sosial. Meski diklaim belum diverifikasi secara independen, foto itu dilaporkan diambil di Kebun Binatang Al-Qarya Al-ham, di Ghouta Timur.
Cepat beredarnya foto itu menunjukkan keprihatinan masyarakat dunia terhadap penderitaan rakyat Suriah yang dikepung oleh pasukan rezim Nushairiyah Assad di dalam rumah mereka sendiri tanpa bahan makanan yang cukup dan kehidupan yang layak. Banyak anak-anak yang dilaporkan telah menjadi korban dan tak mampu bertahan hidup akibat kekurangan gizi.
“Kekurangan bahan pangan, warga Suriah menyembelih seekor SINGA kebun binatang untuk dimakan merupakan indikasi terburuk bahwa betapa putus asanya warga sipil [untuk bisa memperoleh] makanan #Suriah,” tulis @DAlmansoori1 di Twitter.
Selain mengenai kekurangan makanan, ada pula yang menyebut penyembelihan singa bertujuan untuk pemanfaatan kulitnya untuk dibuat mantel karena suhu di sana sudah mulai turun.
Sebelumnya, ulama Suriah dilaporkan telah terpaksa mengeluarkan fatwa yang membolehkan warga Suriah untuk memakan daging kucing, anjing dan keledai untuk bertahan hidup di tengah kekurangan bahan makanan karena terkepung selama berbulan-bulan di Ghoutah dan di sejumlah wilayah di selatannya.
Pada Selasa (15/10), fatwa tersebut disampaikan sejumlah ulama Suriah dalam sebuah rekaman yang dibuplikasikan oleh media center Suriah di selatan Damaskus melalui internet. Dalam rekaman tersebut, para ulama Suriah terpaksa memutuskan untuk membolehkan warga Muslim Suriah memakan hewan-hewan yang diharamkan itu di tengah kelangkaan makanan pokok.
Pasukan rezim Nushairiyah Suriah memblokade semua bantuan kemanuasiaan yang hendak memasuki wilayah tersebut, sementara jet-jet tempur dan mortir-mortir pasukan rezim terus membombardir wilayah yang terletak di pedesaan Damaskus itu.
Pada Oktober lalu, tersebar sebuah video yang diposting di YouTube yang memperlihatkan seorang warga Suriah yang terpaksa memakan seekor kucing untuk bertahan hidup dari kelaparan yang mengancam jiwanya.
Video yang hanya berdurasi satu setengah menit itu menunjukkan seorang kakek yang tengah menangkap seekor kucing. Dengan menggunakan sebilah pisau, kakek itu pun kemudian menyembelih dan memasak kucing tersebut.
Lebih dari 100.000 orang telah tewas dalam dua setengah tahun penindasan yang dilakukan rezim Nushairiyah terhadap Kaum Muslimin Suriah. Dalam perlawanan yang dilancarkan oleh Kaum Muslimin, meletuslah pertempuran di mana pasukan musuh tak segan menyerang dan menargetkan warga sipil hingga memaksa lebih dari satu juta warga Suriah meninggalkan rumah mereka ke negara-negara tetangga di samping perpindahan dua juta orang lainnya di dalam negeri. Meski demikian, masih banyak pula yang bertahan atau terperangkap di rumah mereka.
Sementara itu, menurut Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP), pertempuran telah meningkat di wilayah Damaskus dan pedesaan sekitarnya hingga menyebabkan status gizi warga Suriah yang terperangkap diyakini telah memburuk secara signifikan.
UNICEF menyatakan bahwa banyak anak-anak Suriah yang harus dirawat di rumah sakit di Damaskus dan wilayah lainnya untuk mendapatkan pengobatan akibat menderita gizi buruk, suatu kondisi yang membuat mereka menjadi lemah dan lebih rentan terhadap penyakit lainnya.
PBB pernah mengumumkan telah mengirimkan bantuan makanan untuk 3,3 juta warga Suriah pada bulan Oktober lalu, yang jumlahnya meningkat dari 2,7 juta jiwa pada bulan sebelumnya. Tetapi kemudian pada Jumat (29/11) mengklaim bahwa warga sipil yang kelaparan di wilayah yang terkepung itu tetap tidak dapat diakses, sehingga bahan makanan gagal tersalurkan. (banan/arrahmah.com)