WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebelum penarikan mundur yang berkaitan dengan perdamaian, militer AS diperkirakan akan memangkas pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari upaya efisiensi oleh komandan baru, ujar seorang jenderal AS. Diperkirakan pemangkasan mungkin melebihi 1.000 personel.
Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Votel, kepala Komando Pusat Militer AS mengklaim pada Jum’at (15/2/2019) bahwa keputusan untuk mengurangi pasukan dari sekitar 14.000 pasukan Amerika di Afghanistan tidak terkait dengan upaya perdamaian, seperti dilansir Al Jazeera.
Sebaliknya, menurutnya, itu adalah bagian dari upaya Jenderal Scott Miller, yang mengambil alih keputusan dalam perang lebih dari 17 tahun tersebut, untuk “memanfaatkan sumber daya AS dengan lebih baik”.
“Ini adalah sesuatu yang dia mulai ketika dia masuk ke posisi di sini dan melihat bagaimana kami [bisa] seefisien dan seefektif mungkin di lapangan,” klaim Votel dalam sebuah wawancara selama perjalanan menuju Oman.
Keputusan Miller mewakili kebijakan yang bertentangan setelah bertahun-tahun, di mana militer AS berusaha memperlambat atau menghentikan penarikan pasukan di bawah Barack Obama, dan sebelumnya melobi untuk mengirim lebih banyak pasukan di bawah pemerintah Trump.
Tidak jelas seberapa banyak pengurangan pasukan yang mungkin sudah terjadi. Pentagon mengatakan jumlah pasukan AS di Afghanistan sekitar 14.000 namun menambahkan jumlahnya dapat berfluktuasi, lapor Al Jazeera.
Sumber lain menawarkan perkiraan yang lebih rendah. Sumber-sumber diplomatik yakin dorongan efisiensi, yang telah menaikkan alis pemerintahan Kabul, sudah menurunkan tingkat pasukan AS.
“Kami memperhatikan ini dengan sangat cermat,” ujar seorang diplomat senior Barat yang tidak bersedia disebutkan namanya.
“Jelas keinginan Miller untuk merampingkan [pasukan] sudah berdampak pada angka.”
Ditanya apakah Miller memotong lebih dari 1.000 tentara dari Afghanistan di bawah upaya efisiensi, Votel menjawab: “Dia mungkin akan melakukannya.”
Juru bicara Miller, Kolonel Dave Butler, menolak untuk berspekulasi tentang jumlah pasukan di masa depan.
Biaya semakin menjadi fokus diskusi antara Kabul dan Washington.
“Bagaimana melakukan ini dengan biaya yang lebih efektif adalah sesuatu yang telah kami upayakan sejak lama,” ujar Roya Rahmani, duta besar Afghanistan untuk Washington. (haninmazaya/arrahmah.com)