Afghanistan (arrahmah) – Pejuang Taliban yang selama ini dianggap kalah oleh Amerika justru kini dianggap sebaliknya. Kini, kekuatannya dianggap mengkhawatirkan pasukan asing.
Pejuang Taliban kemarin mengumumkan, mulai dari kemarin pihaknya akan melancarkan “Ofensif Musim Semi” yang ditujukan pada tentara “boneka” Nasional Afganistan dan tentara asing di Negeri itu. Ini berarti ada “ancaman” baru bagi pasukan asing di Afghanistan.
Kekuatan bersenjata Taliban kemarin dalam pernyataan terbarunya mengatakan, aksi militer musim semi dengan sandi “Memberi Kuliah” yang akan dilancarkan bertujuan untuk memberi kuliah kepada tentara asing di Afganistan dan akhirnya mengusir mereka dari Afganistan.
Sejak tahun 2001, pejuang Taliban sudah beberapa kali melancarkan apa yang mereka disebut “Ofensif Musim Semi”. Situasi ini dianggap mencemaskan tentara asing, khususnya Amerika. Pada tahun 2007, berbagai serangan terjadi di Afganistan menewaskan sekitar 8 ribu orang, sebuah rekor tertinggi selama 6 tahun ini. Sebagai sebab, menanjaknya kekuatan Taliban adalah unsur paling utama.
Sejak tahun ini, situasi keamanan di Afganistan terus memburuk, kerap terjadinya peristiwa ledakan bom di pnggiran jalan dan berbagai serangan bunuh diri mengakibatkan 250 orang tewas.
Kepala intelijen Amerika Serikat Mike McConnell pada bulan lalu mengakui, pasukan NATO gagal meredakan situasi Afganistan, sebaliknya terjadi momentum situasi memburuk, kekuatan Taliban sudah memperluas lingkup aksinya ke daerah bagian barat yang semula relatif tenteram dan daerah di sekitar ibukota Kabul.
Kecemasan AS
Sementara bagi pihak Taliban situasi ini jelas baik, di mana menunjukkan kemenangan melawan tentara asing di bawah komando NATO dan AS. Menanjaknya kekuatan Taliban diakui telah memperlihatkan kesulitan Amerika Serikat di Afganistan.
Baru-baru ini, masalah penambahan tentara ke Afganistan sudah menjadi masalah yang sangat memusingkan bagi Amerika Serikat serta NATO sebagai sekutunya.
Seiring dengan menghebatnya ofensif Taliban selama beberapa bulan ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates belum lama berselang dalam suratnya kepada Menteri Pertahanan negara Eropa anggota Nato menghimbau menambah pengiriman tentara dan perlengkapan ke Afganistan.
Wakil Presiden Amerika Serikat Dick Cheney hari Kamis lalu ketika mengunjungi Afgansitan juga mendesak Nato terus mengirim tentara tambahan ke Afganistan. Akan tetapi, negara sekutu Nato menanggapinya dengan sikap dingin sehingga kontradiksi antara kedua pihak dalam mnasalah itu semain menonjol.
Bebebera negara Eropa berpendapat, Amerika Serikat terlalu banyak mengandalkan pendekatann militer dalam menyelesaikan masalah Afganistan, dan meremehkan masalah-masalah mendasar antara lain rehabilitasi ekonomi.
Anggota-anggota penting NATO yang dilobi oleh Amerika Serikat antara lain Jerman, Perancis dan Italia memang sangat sulit mengirim lagi tentara ke Afganistan karena sentiment anti-perang di dalam negeri masing-masing sangat keras dan mereka sudah mengirim pasukan dalam jumlah cukup besar untuk berpartisipasi dalam aksi pemeliharaan perdamaian di luar wilayah Uni Eropa.
Selama beberapa tahun ini, pasukan Amerika Serikat dan NATO telah banyak melakukan serentetan aksi militer. Namun kenyataannya, tak mengekang kekuatan Taliban. Sebaliknya mengakibatkan rakyat biasa tewas dalam jumlah besar. Selain itu, di bawah pendudukan tentara AS dan tentara sekutunya, proses rehabilitasi Afgansitan melamban, masalah sandang pangan dan lowongan kerja rakyat biasa jauh belum diselesaikan.
Menurut analis, Amerika Serikat belum menangani dengan baik hubungan antara pemukulan militer dan rehabilitasi ekonomi, hal ini secara objektif memberikan kesempatan bagi Taliban untuk memperjuangkan dukungan Rakyat, ini justru merupakan sebab mendasar bagi kebangkitan Taliban.
Badan koordinasi bantuan kepada Aftanistan kemarin dalam lapaorannya mengajukan kritik terhadap Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Laporan itu dengan tajam menunjukkan, negara-negara Barat tidak dapat menunaikan komitmennya dalam masalah bantuan kepada Afganistan merupakan perusakan terhadap proses perdamaian Afganistan.
Tak pelak lagi, Amerika Serikat dewasa ini menghadapi banyak kesulitan dalam masalah Afganistan. Di bawah latar belakang ini, ofensif musim semi baru yang akan dilakukan Taliban tak diragukan lagi akan lebih mempergawat posisi tentara Amerika Serikat di Afganistan . [hid]
Sumber: Hidayatullah