JAKARTA (Arrahmah.com) – Fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU turut menanggulangi krisis air bersih ini dalam program jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek, PKPU hingga saat ini PKPU telah mendistribusikan 430 ribu liter air bersih utk 2.338 jiwa dalam bentuk dropping air untuk 104 dusun di 10 kecamatan Patuk, Gedangsari, Girisubo, Rongkop, Purwosari, Tepus, Panggang, Nglipar, Ngawen, di wilayah Gubung Kidul dan kecamatan prambanan di Sleman.
“Selama bulan Agustus ini PKPU berkomitmen untuk menyalurkan bantuan air bersih di 20 kecamatan di wilayah Yogya, Bekasi, Wonogiri, Pacitan dan Bima,” kata Agung Notowiguno selaku Presiden Direktur PKPU di Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Sedangkan program jangka panjang yang dilakukan adalah pembangunan sarana air bersih dan edukasi masyarakat mengenai pengelolaan air bersih.
Sejak 2010 hingga 2014 telah membangun 250 sarana air bersih yang membebaskan 17.594 keluarga dari krisis air bersih dan 3 juta liter air selama bencana di Sinabung, Kelud, dll.
PKPU juga berinisiatif mendorong masyarakat umum untuk kampanye hemat air di sarana-sarana publik seperti Masjid, Terminal, Bandara, dll dengan media edukasi berupa stiker dan poster yang dipasang di area publik yang strategis.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap darurat kekeringan ini, tmasuk mengajak Muslim muslimah baik di daerah binaan maupun di daerah lainnya untuk menggalakan sholat istiqo untuk berharap limpahan hujan di seluruh daerah yang kekeringan.
Salah satu program pemberian bantuan PKPU dirasakan warga Dusun Ngepoh, Desa Semin, Kec. Semin Kabupaten Gunung Kidul DIY.
Kini mereka tidak perlu lagi berjalan ratusan meter untuk mendapatkan air bersih setelah PKPU Yogyakarta, Quick chicken dan SDIT Luqman Al Hakim meresmikan Program “Berbagi Air” melalui Pembangunan Sistem Air Bersih, Kamis (13/08/15).
Program yang sama seperti di empat wilayah Gunungkidul lain yaitu Jeruklegi, Natah, Banyusoco, dan Tegalrejo.
“Ini adalah Program berbagi air yang kelima, sebelumnya PKPU Yogyakarta juga sudah membuat Sistem Air Bersih dengan cara memompa air dari dalam tanah dan disalurkan kepada warga” ujar Agung.
Pelaksana Tugas Bupati Gunungkidul, Ir. Budi Antono, Msi menyambut baik program PKPU Yogyakarta karena memberikan manfaat yang cukup besar dalam upaya mengatasi kesulitan air bersih di Gunungkidul.
“Saya berpesan kepada masyarakat, bantuan pembangunan yang sudah ada, hendaknya dirawat dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga kesulitan air bisa diatasi,” katanya.
Pemkab Gunung Kidul akan terus berupaya untuk mengatasi kesulitan air bersih di masyarakat.
“Dengan adanya bantuan program Berbagi Air dari PKPU ikut membantu pemerintah daerah, untuk mencukupi kebutuhan air bersih di masyarakat,”jelasnya.
Penanggungjawab Program Berbagi Air PKPU Yogyakarta, Agus Putut mengatakan, pembangunan sistem air bersih ini bisa dimanfaatkan oleh 70 KK, dan akan dikembangkan agar bisa juga memenuhi kebutuhan warga dusun lain sekitarnya.
“Pembangunan ini juga melibatkan peran serta masyarakat secara aktif, baik dalam menyiapkan dan membangun infrastruktur, sehingga pembangunan bisa berjalan dengan baik”, lanjut Agus.
Kabid Pendayagunaan PKPU Yogyakarta, Akhta Suendra menyatakan, PKPU juga melakukan droping air sebanyak 700.000 liter air di wilayah Gunungkidul, Sleman dan Bantul.
Dalam acara peresmian Program “Berbagi Air” ini hadir Plt. Bupati Gunungkidul Ir. Budi Antono, Msi, Kepala BPBD Gunungkidul, Budiharjo, Presiden Direktur PKPU, Agung Notowiguno, Kepala Cabang PKPU Yogyakarta, Jumarsono, Camat Semin, Koramil Semin, Kapolsek Semin, Kepala Desa Semin, serta masyarakat Dusun Ngepoh.
Diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, untuk wilayah Indonesia yang berada di bagian selatan garis khatulistiwa seperti Jawa, Bali, Maluku, NTT, NTB, dan Papua akan mengalami kekeringan hingga bulan Desember 2015 nanti.
Pasalnya, sepanjang Agustus sampai Desember, dampak badai El Nino terhadap Indonesia akan menguat (KBK, 2015).
Direktur Tanggap Darurat BNPB, Junjungan Tambunan, mengatakan bencana kekeringan telah berdampak kepada delapan provinsi di Indonesia seperti NTB, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara.
Kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan lahan pertanian terancam puso, gagal panen, krisis air bersih, kebakaran hutan, hingga berkurangnya pasokan listrik akibat keringnya waduk.
Kantor Berita Kemanusiaan mencatatat Persawahan yang mulai tidak bisa dialiri air irigasi antara lain di Sumatra Barat 45 hektar, Sulawesi Selatan 15.021 hektar, Jawa Tengah 11.312 hektar, Maluku 750 hektar, DI Yogyakarta 416 hektar, Lampung 400 hektar, Jawa Barat 101.007 hektar, Bangka Belitung 750 hektar.
Lebih dari 5000 hektar sawah di Sulawesi, Kalimantan, Jawa Barat dan Lampung terancam puso. Diperkirakan dampak kekeringan ini akan meluas.
Dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat adalah krisis air bersih. DI. Yogyakarta misalnya, diketahui ada 94 desa, 384 dusun, 41.773 KK atau 99.367 jiwa di 391 area krisis air bersih.
Sedangkan di Wonogiri tercatat ada 8 kecamatan, 38 desa, 18.137 KKatau 67.320 jiwa yang mengalami krisis air bersih. (azm/*/arrahmah.com)