XINJIANG (Arrahmah.com) – Kerusuhan kembali terjadi di wilayah barat Xinjiang, menewaskan 27 orang, lapor media pemerintah Cina.
Insiden terjadi di Turban pada Rabu (26/6/2013) pagi.
Polisi melepaskan tembakan setelah massa yang diklaim bersenjatakan pisau menyerang kantor polisi dan gedung pemerintah daerah, lansir kantor berita Xinhua mengutip pernyataan para pejabat.
Menurut BBC, laporan tersebut sulit dikonfirmasikan karena adanya kontrol ketat terhadap informasi oleh pemerintah Cina.
Insiden terjadi di kota terpencil Turban yang berlokasi sekitar 200 km dari ibukota Urumqi.
Laporan Xinhua mengatakan bahwa perusuh menikam orang dan menyerang kendaraan polisi.
27 orang termasuk sembilan personil keamanan dan delapan warga sipil tewas sebelum polisi menembak mati 10 penyerang. Setidaknya tiga orang lainnya terluka dan dirawat di rumah sakit.
Laporan Xinhua tidak memberikan informasi apapun mengenai etnis dari mereka yang terlibat dalam kerusuhan atau yang memicu kerusuhan.
Pada tahun 2009, hampir 200 orang tewas, sebagian besar adalah Muslim setelah kerusuhan mematikan meletus di Urumqi.
Di bulan April, insiden terjadi di kota Kashgar yang menewaskan 21 orang.
Pemerintah mengklaim bahwa kekerasan dimulai ketika “teroris” ditemukan di sebuah bangunan oleh petugas keamanan yang melakukan pencarian.
Namun masyarakat setempat mengatakan kepada BBC bahwa kekerasan melibatkan keluarga lokal yang memiliki sengketa lama dengan pejabat yang telah menekan para pria Muslim untuk mencukur habis jenggot mereka dan Muslimah untuk melepaskan hijab mereka.
Etnis Muslim Uighur berjumlah skeitar 45 % dari populasi di Xinjiang, namun masuknya etnis Cina Han telah memarjinalkan mereka.
Pemerintah sering menyalahkan etnis Uighur meskipun fakta di lapangan mengatakan mereka yang selalu menjadi korban kekerasan oleh etnis Han. aktivis Uighur mengatakan pemerintah di Beijing selalu membesar-besarkan “ancaman” oleh etnis Muslim dan memberlakukan aturan yang berat sebelah. (haninmazaya/arrahmah.com)