HASAN, 14 TAHUN
“MEREKA MEMBUAT PELINDUNG DENGAN MENGGUNAKAN ANAK-ANAK. AKU MELIHATNYA DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI”
Aku sedang berada di pemakaman ketika aku pertama kali mendengar suara roket yang menyebabkan pembunuhan masal. Aku pikir roket itu menargetkan pemakaman. Sepupuku dan pamanku tewas pada hari itu. Mayat-mayat berada di antara orang-orang terluka yang berserakan di atas tanah. Aku menemukan potongan-potongan bagian tubuh lebih dari yang lain, dan ketika kita sampai di masjid kita menemukan puluhan mayat di sana. Kita berusaha untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan.
Anjing-anjing memakan mayat-mayat tersebut dua hari setelah pembunuhan masal. Di masjid tersebut ada berton-ton manusia, dan mereka semua tewas. Aku takut, ya tentu aku sangat takut.
Aku terpukul, aku benci hidupku, dan aku benci diriku. Aku kehilangan pamanku dan sepupuku. Aku dan sepupuku selalu melakukan semuanya bersama-sama, dan kini aku kehilangannya, aku kehilangannya-sepupuku, seseorang yang selalu setia di sisiku.
Rumahku hangus terbakar. Semuanya lenyap. Aku ingin berlari masuk ke dalam, namun tidak mungkin, di sana terlalu panas. Aku melihat sekeliling dan aku mendapati bahwa tiap orang sangat terpukul, tidak ada yang berani menatap satu sama lain.
Anak-anak Suriah membutuhkan bantuan. Mereka memerlukan bantuan karena mereka disiksa, dibombardir, dan ditembak. Mereka (para penjahat) mengambil anak-anak dan meletakkan anak-anak tersebut di depan mereka. Mereka membuat pelindung dengan menggunakan anak-anak. Mereka tahu bahwa orang-orang di kota tidak akan menembak anak-anak mereka sendiri. Aku melihat hal ini dengan mata kepalaku sendiri.
Aku ingin anak-anak Suriah melarikan diri. Sehingga mereka bisa pergi sejauh-jauhnya agar mereka tidak mati tertembak.
Apa yang aku ingat tentang Suriah? Aku ingat bahwa kapanpun tank-tank itu memuntahkan pelurunya, maka kami akan lari ke tempat persembunyian. Termasuk, anak-anak yang berteriak dan menangis dengan kencang, mereka sangat ketakutan. Aku ingat bahwa banyak sekali anak-anak yang disiksa.
Karena apapun yang terjadi di Suriah, kami tak kan bisa bermain lagi. Aku rindu rumahku. Aku rindu tetangga-tetanggaku. Aku rindu bermain bola.
Aku meminta kepada pemimpin-pemimpin di seluruh dunia untuk menyelamatkan anak-anak Suriah, selamatkan mereka dari rudal-rudal. Mereka membutuhkan obat-obatan. Kami membutuhkan pakaian dan makanan. Setiap anak harus bisa bermain dan bahagia. Aku khawatir tentang apa yang akan terjadi ke depannya. Apa yang akan terjadi dengan kami? Ke mana kami harus pergi?
Diterjemahkan dari UNTOLD ATROCITIES (The story of Syria’s Children) by Save the Children organization
(siraaj/arrahmah.com)