WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gejolak politik di Pakistan dapat melukai kepentingan AS jika membiarkan Nawaz Sharif berkuasa, media AS melaporkan pada hari Selasa (28/12/2010).
Washington Post mencatat bahwa ketidakstabilan pemerintah Zardari juga bisa menghambat upaya AS untuk meyakinkan Pakistan dalam mengambil tindakan lebih lanjut terhadap ‘ekstremisme’ dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al Qaeda yang bersembunyi di wilayah kesukuan.
“Jika pemerintah jatuh, pengganti utamanya pastilah Nawaz Sharif dari Liga Muslim Pakistan. Partai ini lebih religius konservatif dari PPP atau MQM dan sudah bisa dipastikan tidak bisa lagi sama vokal dengan partai yang berkuasa saat ini dalam menentang Taliban,” lapor Washington Post.
Laporan ini mencatat bahwa Pakistan masih belum pulih dari banjir besar tahun ini serta kelangkaan listrik dan ketidakstabilan politik. Pada tahap ini, hal tersebut jika dibiarkan lebih lanjut bisa melukai perekonomian Pakistan.
Sebuah laporan Wall Street Journal mencatat bahwa ketidakstabilan politik juga dapat menyulitkan upaya AS untuk membantu menstabilkan pemerintah Pakistan sebagai bagian dari upaya untuk membasmi kelompok Islam ‘militan’ di wilayah tersebut.
“Bertaruhnya AS dalam ‘menstabilkan’ Pakistan adalah dengan memungkinkan segala bentuk kerja sama dalam memerangi al Qaeda dan Taliban, yang menggunakan daerah perbatasan Pakistan dengan Afghanistan sebagai tempat yang aman untuk memulai serangan terhadap pasukan AS,” kata surat kabar.
Ia mencatat bahwa Washington mengucurkan bantuan militer dan sipil senilai miliaran dolar pada pemerintah Zardari, yang dikirim sampai 2013.
Fox News memperingatkan bahwa kekacauan politik saat ini benar-benar dapat menyebabkan koalisi antara AS dan Pakistan runtuh. (althaf/arrahmah.com)