IDLIB (Arrahmah.com) – Kekacauan, keamanan, dan pembunuhan merajalela di kota Idlib yang dikuasai kelompok oposisi rezim Suriah. Hampir seribu orang dinyatakan tewas akibat pembunuhan yang dilakukan pihak tak dikenal selain karena perang sejak pertengahan April 2018.
Mereka dibunuh dengan serangan bom, peledakan IED, penembakan misterius, penculikan disertai pembunuhan dengan melemparkan mayat-mayat korban di daerah terpencil.
Dilansir Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Jumat (22/1/2021), kembali usaha pembunuhan terjadi pada salah satu komandan National Liberation Front (NFL). Kali ini Abu Abdo Sarab beserta keluarganya menjadi sasaran bom IED di wilayah FUA pada Jumat pagi. Namun bom ini hanya menyebakan mereka terluka.
Sehari sebelumnya, SOHR melaporkan seorang warga sipil terluka setelah orang-orang bersenjata tak dikenal menembakinya di wilayah Taftnaz, Idlib. Ketika korban dibawa ke rumah sakit dalam keadaan masih hidup, para pelaku mencoba kembali membunuhnya di rumah sakit meskipun dapat digagalkan.
Dengan semakin banyaknya korban jiwa sejak 26 April 2018, tanggal dikuasainya sebagian wilayah Idlib oleh kelompok perlawanan Suriah, Korban meningkat menjadi 730 orang. Diantara korban yang sempat viral menjadi berita antara lain: kematian anggota Partai Islam Turkistan, pembunuhan istri dan anak seorang komandan perang asal Uzbekistan, pembunuhan Jaksa Agung dari Kementerian Kehakiman, pembunuhan 220 warga sipil, termasuk 23 anak dan 22 wanita, pembunuhan 429 anggota kelompok perlawanan Suriah dari Hai’ah Tahrir Syam, Korps al Sham, Ahrar Syam, Jaisyul Izza, dll, serta 79 militan asal Somalia, Uzbek, Asia, Teluk, Yordania, Turki, dan Kaukasia.
Upaya kekacauan keamanan dan pembunuhan tersebut juga melukai puluhan orang dengan tingkat keparahan yang bervariasi. (Hanoum/Arrahmah.com)