Alquds – Perang Israel atas Libanon musim panas tahun 2006 merupakan titik tolak perubahan soal keresahan pemerintah penjajah terhadap kekuatan roket perlawanan yang terus berkembang pesat.
Dengan kapasitas dan jarak tempuh yang mencengangkan, Israel kini berbicara soal ketidakmampuan pimpinan militernya dalam menghadang atau membatasinya.
Berdasarkan studi strategi terhadap perang itu, kekuatan roket perlawanan mampu mewujudkan hal-hal berikut:
1. Memindahkan perang ke dalam wilayah Israel. Wilayah utara Palestina yang dijajah Israel mampu ditembus. Padahal selama ini wilayah-wilayah itu selalu dihindari oleh Israel sebagai ajang pertempuran. 2. Menyerang salah satu dari tiga kota Palestina yang dijajah Israel yaitu Haifa dimana penduduk Israelnya sangat padat. Ini tentu menghentakkan logika keamanan Israel. 3. Hancurnya salah satu kapal perang Israel di awal-awal pertempuran. Ini di luar perkiraan Israel.
Bahaya makin besar
Setahun setelah perang ini berlangsung, Israel semakin gundah dan resah. Ini dikarenakan dua factor: pertama ancaman-ancaman yang dilontarkan oleh Hizbullah Hasan Nasrullah selama bulan ini akan memberikan kejutan besar. Ini membuat Israel berpikir untuk menyerang kembali Libanon. Kedua, kekhawatiran terhadap Suriah akan menggunkan senjata melawan Israel. Israel khawatir Suriah belajar banyak dari Hizbullah. Ditambah lagi adanya kabar Suriah kini berhasil mengembangkan system roket canggih yang dimiliki oleh militernya dengan bekerja sama dengan Rusia dan pihak lainnya.
Apalagi senjata yang digunakan oleh sayap militer Hamas di Palestina setiap saat dirasakan langsung dampaknya oleh Israel. Sejak akhir 2001 roket Hamas dikembangka terus menerus untuk menggempur pendudukan Israel di sekitar Jalur Gaza. Kini semua opini politik dan militer Israel satu kata bahwa roket Al-Qassam yang dimiliki Batalion Al-Qassam sayap militer Hamas menjadi ancaman yang semakin hari semakin berbahaya terhadap militer Israel dan permukimannya.
Saking khawatirnya, pakar militer Israel mengungkapkan pesimistiknya mampu menghadapi roket itu.
Suriah dan Rusia
Melihat konflik antar negara tetangga, mungkin bisa diamati sebagai berikut:
Sejumlah media Israel menyebutkan, badan keamanan Israel sangat gelisah karena “senjata roket Suriah” karena harian Rusia melansir bahwa negaranya hendak mengirim 50 sistem roket anti pesawat tembut jenis S1i. kerjasama ini sudah disetuji dan bernilai 900 juta Dolar. Disamping itu Suriah juga sudah memiliki roket anti tank sebagian jenisnya digunakan oleh Hizbullah.
Sumber: Infopalestina