JAKARTA (Arrahmah.com) – Semakin terungkap dan terbongkar sejumlah fakta lapangan yang disembunyikan terkait razia Satpol PP ke warung Tegal (Warteg) Saeni alias Eni di Jalan Cikepuh, Pasar Rau, Kota Serang, Banten, Rabu (8/6/2016). Mulai dari Saeni yang bukan orang kere, tapi mempunyai beberapa usaha Warteg hingga tudingan bahwa Satpol PP arogan dan hanya berani pada rakyat kecil, ternyata tidak terbukti.
Berikut adalah hasil laporannya yang dipublikasikan melalui akun @jituofficial di laman Chirpstory.
Siap2 tweeps.. Kami akan melanjutkan kultwit berdasarkan investigasi lapangan pada kasus #BuSaeni #RziaWarung #PerdaPekat
1. Bismillahirrahmanirrahiim.. Kita lanjut kembali kultwit hasil investigasi kita di Serang. Terkait #BuSaeni dan #PerdaPekat
2. Kami harus memulai dgn “apa motivasi kami melakukan investigasi?” Jwb: Semata utk mendapatkan informasi yg valid dari tangan pertama.
3. Sebab, pemberitaan2 yg ada di media arus utama kita saat ini cenderung berat sebelah dan menyudutkan pihak yg lain #PerdaPekat #BuSaeni
4. Kami jg perlu menjelaskan bhw @jituofficial bukanlah media, tp kumpulan jurnalis. Apakah lazim kumpulan jurnalis rilis hasil investigasi?
5. Jawabannya: Sangat lazim. Coba tengok kasus #PanamaPapers yg dikerjakan keroyokan oleh ICIJ (konsorsium jurnalis invstgs itrnsional)
6. Pertama kami akan mulai dri sosok #BuSaeni dan 4 warteg yang dimiliki oleh kerabat-kerabatnya.
7. Awalnya, kami mendapat kabar dari para tokoh masyarakat Cikepuh & Kel. Cimuncang bhw #BuSaeni dan keluarganya memiliki 4 warteg di Serang.
8. Maka, pada Rabu (16/06) 2 angg JITU bserta pngurus RW stempat & MUI Serang mendatangi satu persatu warteg keluarga #BuSaeni
9. Warteg pertama yg kami kunjungi ada di Jl semaun bahri (lingkungan kaliwadas) RW 06 Kel. Lopang
10. Ini penampakan warteg1 keluarga #BuSaeni di Serang. Saat kami cek ke lokasi rupanya warteg tsb tutup pic.twitter.com/zfkmfjYGBb
12. Ternyata.. saat kami ke lokasi warteg no 2, warteg tersebut sudah buka. Padahal waktu menunjukkan pukul 10.40 WIB
13. Guys.. sudah azan ashar mohon izin sejenak.. tetap pantau TL kami karena akan semakin seru dan membuka wawasan Anda trkait kasus ini..
Okesiip kita lanjut lagi ya..
14. Ini penampakan warteg 2 #BuSaeni dan keluarganya.. Warteg ini dikelola Udin, putra #BuSaeni pic.twitter.com/x6wzPO6WGX
15. Warteg ke2 ini tak bgtu jauh dari warteg ke1. Sekitar 400m saja. Saat brkunjung kami lihat pintu sebelah kiri trbuka, kami lgsg msk..
16. Di dalam warteg kami mendapati ada 3 orang sdg duduk2. 2 org di dekat pintu sedang merokok dan minum kopi, 1 lainnya sedang makan di tkp.
17. Sementara, saya membeli nasi bungkus sbgai barbuk, teman saya mengambil poto Udin dan istrinya yg melayani kami. pic.twitter.com/GOemKkCXlw
18. Barang bukti berupa nasi bungkus (lauk telur dadar+teh hangat) langsung kami berikan ke pengurus MUI yg menunggu di luar
19. Kemudian, kami melanjutkan ke warteg ke3 yg dikelola sendiri oleh #BuSaeni. Lokasinya di Jl Cikepuh (ling tanggul) RT04 RW12 Cimuncang
20.Warteg inilah yg menjadi TKP saat SatpolPP merazia #BuSaenih yg berjualan pada siang hari di bulan #Ramadan pic.twitter.com/0HK0CBXjdq
21. Saat kami ke TKP, #BuSaeni sedang diwawancarai wartawan yg memang teak henti2nya berdatangan ke warteg kontrakannya itu #RziaWarung
22. Ketiga warteg yg dimiliki kluarga #BuSaeni lokasinya cukup berdekatan. Mngkin hanya radius 1 km saja. Harusnya ini mdh diketahui wartawn
23. Lalu, kami pun segera mencari warteg yg keempat. Berdasarkan laporan pengurus RW, lokasinya berada di area Terminal Pakupatan Serang.
24. Di Terminal Pakupatan, bnyak sekali kami dapati warung2 makan kecil yg masih buka di siang hari. Kami pun menanyakan hal itu pd SatpolPP
25. Mengapa warung makan di area terminal tdk ditertibkan sekalian? Blakangan kami tanyakan hal itu kpd Masri, Kabid DalOps Satpol PP
26. Kata Masri: “Terminal merupakan area terbatas. Biasanya yg makan para musafir saja.” Menurut kami pernyataan ini menarik.. #RziaWarung
27. Tudingan bahwa SatpolPP arogan dan hanya berani pd rakyat kecil tdk terbukti.. Tp warung makan yg buka di terminal jg tahu diri..
28. Mereka menutup rapat2 warung mereka dengan kain/terpal demi menghormati org yg berpuasa. Ini bukti #PerdaPekat diterapkan sgt fleksibel
29. Kami menemui satu pedagang wrg mkn yg buka, kami tanya lokasi wrg #BuSaeni di wilayah tsb. Tapi pedagang asal Tegal itu mengaku tak tahu
30 Ini pedagang warteg area terminal pakupatan yg kami tanyai soal wrg #BuSaeni “Kalau tahu saya unjukin pak” katany pic.twitter.com/wDxcOHRZan
31. Parahnya, si bpk malah nawari kami makan. Hehe.. Puasa pak.. Dia mengaku buka warung siang hari bln #Ramadan omsetnya meningkat 2x lipat
32. Singkat cerita, warteg keluarga #BuSaeni yg kami cek di lapangan ada 3. Satunya lagi yg di term pakupatan tak dpt kami temukan..
33. Hasil penelusuran kami ini kami serahkan juga ke para tokoh dan ulama Serang. Karena sore harinya digelar pertemuan MUI Kota Serang
34. Ok tweeps.. sbnarnya masih bnyk yg mau kami bagikan.. dari mulai ktp bu saeni, profesi suaminya, dampak donasi kpd tetangga saeni dst..
35. Berhubung ada janjian sama kawan2, insyaAllah nanti mlm kita sambung lagi.. Selamat berpuasa.. #RamadanMubarak
Ohya pesen kami: jangan fokus pada #BuSaeni persoalan pokoknya jauh lebih besar dari itu.. #BuSaeni sbnarnya hanya org kecil yg dimanfaatkn
Fokus utama kita pada persoalan makronya saja: isu pembatalan perda.. Kisah2 menarik soal #BuSaeni hanya sebagai bumbu2 pemanis saja..
(azmuttaqin/arrahmah.com)