TEL AVIV (Arrahmah.com) – Dunia kembali digemparkan dengan munculnya sebuah video yang memperlihatkan seorang tentara Israel menari perut mengelilingi seorang tahanan muslimah yang ada dalam kondisi terikat dan mata tertutup. Kontan video ini memicu kemarahan dari Palestina dan sekitarnya pada Selasa (5/10/2010).
Video yang terungkap setelah ditayangkan pada statsiun televisi swasta Israel Channel 10 Senin malam (4/10), menunjukkan seorang prajurit Zionis menari sesuai dengan irama genderang sebuah lagu Arab mengitari seorang muslimah berjilbab yang merapat di dinding dengan tangan terikat di depan dan mata ditutup kain putih.
Prajurit, yang mengenakan kacamata hitam dan tertawa lebar, berulang kali menempelkan diri pada perempuan yang terus melafalkan “Allahu Akbar”.
Video dengan judul “tentara Israel menangkap teroris arab (dia menari Haer) lucu” berdurasi satu menit lima belas detik.
Video ini membuat marah Otoritas Palestina dan menyebutnya sebagai aksi pelecehan terhadap martabat perempuan.
“Ini adalah sebuah gambaran yang menjijikkan dari mental sakit para penjajah,” sebegaimana diungkapkan dalam pernyataan kantor Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad.
Video ini datang hanya enam minggu setelah seorang tentara Israel memicu kemarahan luas dengan memperlihatkan foto dirinya tersenyum dan bersenang-senang di sebelah tahanan Palestina yang ditutup matanya dan diborgol tangannya.
Kelompok HAM mengatakan pada saat itu bahwa foto-foto tersebut adalah bukti yang jelas mengenai budaya di dalam militer Israel dimana tahanan Palestina diperlakukan sebagai obyek bukan manusia, senada dengan pernyataan dari kantor Fayyad pada Selasa (5/10).
“Dengan munculnya media yang mudah digunakan seperti YouTube, kebenaran mengenai budaya penghinaan terhadap Palestina akan terkuak dengan sendirinya,” katanya.
“Para prajurit diberi makan oleh kebijakan Israel yang seolah-olah menjadikan perilaku tersebut dilandasi oleh hukum dan nilai-nilai hak asasi manusia.”
Militer Israel sejauh ini tidak berkomentar apa-apa tentang video yang masih bisa diakses di YouTube tersebut. (althaf/arrahmah.com)