HAMA (Arrahmah.com) – Seorang dokter dan seorang pria yang terluka dilaporkan gugur pada Sabtu (25/3/2017) ketika jet tempur rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad menjatuhkan bom barel bermuatan klorin di rumah sakit Latamaneh di pusat
provinsi Hama, ujar laporan aktivis lokal dan kelompok pemantau.
“Rumah sakit kini tidak bisa beroperasi,” ujar Direktorat Kesehatan Hama dalam sebuah pernyataan, karena serangan gas beracun di mana kasus sesak nafas dilaporkan di tengah kurangnya peralatan medis, lansir Zaman Alwasl pada Ahad (26/3).
Serangan datang saat pasukan rezim dan milisi Syiah sekutunya menekan Mujahidin Suriah untuk menghentikan kemajuan mereka di mana mereka berhasil merebut belasan kota dan desa dan terus maju menuju pangkalan udara militer strategis di Hama, ujar Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.
Selama lebih dari lima tahun, penggunaan senjata kimia tidak pernah berhenti oleh rezim Asad, yang sebagian besar menghantam lingkungan sipil dan pusat kesehatan, ujar aktivis.
Sebuah kelompok advokasi mengatakan lebih dari 100 rumah sakit di Suriah telah dihanta oleh serangan udara rezim Asad dan Rusia pada tahun lalu, mendesak fasilitas medis menggunakan “benteng” dengan menambahkan beton bertulang atau jendela
tahan ledakan.
Dalam laporan 90 halaman yang dirilis pada sabtu (25/3) oleh Persatuan Perawatan Medis dan Organisasi Bantuan (UOSSM), mereka mengungkapkan sebuah kelangkaan yang mengkhawatirkan pasokan perawatan dan perlengkapan medis.
Laporan itu mengatakan 107 rumah sakit disurvei pada Desember lalu di tujuh wilayah yang terkena serangan udara sedikitnya satu kali dan ada beberapa yang mengalami 25 kali serangan.
Tiga perempat dari rumah sakit yang disurvei merupakan rumah sakit darurat, berada di gedung-gedung yang awalnya tidak dirancang untuk memberikan perawatan medis, karena rumah sakit sebenarnya telah hancur atau tidak lagi bisa beroperasi. (haninmazaya/arrahmah.com)