JAKARTA (Arrahmah.com) – Dari Spektanews.com Rabu (15/10/2014) diberitakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan bahwa dirinya sangat berharap agar pihak kepolisian dapat menembaki para pendemo yang anarkis. Hal itu ia katakan saat hadir dalam acara ‘Revitalisasi Kring Serse’ Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (14/10).
Cina kafir ini pernah ditanya seorang aktivis HAM terkait penanganan HAM di Jakarta. Ahok mengaku menjawabnya dengan berusaha memakmurkan warga Jakarta agar hidup berbahagia, tapi jika “Saya jawab sederhana. Saya ingin 10 juta orang di DKI ini, kepalanya, perutnya, dompetnya penuh. Dia sekolah, terdidik, rohaninya baik, seni baik, perutnya penuh dan sehat, dompetnya pun punya daya beli yang baik. Tapi kalau ada 1.000-2.000 orang yang akan mengancam nyawa 10 juta ini, dan ketika saya peringatkan dia tidak takut, saya akan perintahkan bunuh di tempat !! Sekalipun ada TV menyorot !,” ucap Ahok di Ancol, Selasa (14/10).
Ahok mengilustrasi pendemo yang menyatakan aspirasinya tapi berbuat anarkis sebagai kelompok yang akan mengancam nyawa 10 juta warga DKI.
Untuk menyikat habis para pendemo anarkis Ahok meminta agar pihak Polri dapat memperbaharui persenjataannya yang menurutnya banyak polisi yang hanya dibekali pistol tua jenis revolver. Menurut Ahok, jika pistol itu diperbaharui, polisi mudah menembak mati beberapa pendemo anarkis sekaligus.
“Kenapa polisi nggak ganti revolver dengan glock. Ngisinya capek itu. Udah agak jadul. Waktu saya kecil Polsek doang pake revolver. Itu pun sering macet. Bapak saya orang pengadilan, jaksa minjem senjata ke bapak saya ” ucap Ahok.
Selain menuntut pembunuhan cara menembak mati, Ahok juga menginginkan membakar hidup-hidup seluruh pendemo yang berbuat anarkis tersebut.
“Saya bilang tidak, saya tidak mau mahasiswa hanya nanti pasang lilin, duka cita seorang gubernur terguling di Balai Kota diserbu demonstran yang anarkis. Yang akan saya lakukan, saya bakar hidup-hidup mereka,” ancam Ahok.
Jika akibat menembak mati dan membakar hidup-hidup para demonstran dirinya akan disebut melanggar HAM, Ahok menyatakan itu urusan belakangan, karena ia yakin dapat menyelesaikan ‘segala sesuatunya’ di pengadilan.
“Kalau melanggar HAM, masih ada proses pengadilan,” ucapnya enteng.(azm/arrahmah.com)