LONDON (Arrahmah.com) – Kejahatan kebencian anti-Muslim meningkat 300 persen di Inggris setelah serangan terkoordinasi di Paris, menurut laporan yang diterbitkan pada Senin (23/11/2015).
Menurut temuan yang dilaporkan surat kabar Inggris, The Independent, 115 serangan terjadi terhadap Muslimah berusia antara 14 sampai 45 tahun yang mengenakan hijab.
Para pelaku terutama laki-laki kulit putih berusia 15 sampai 35 tahun, menurut laporan yang mencatat jumlah sebenarnya dari serangan tersebut kemungkinan jauh lebih besar dari yang dilaporkan, lansir AFP.
Angka-angka tersebut datang dari laporan untuk kelompok kerja pemerintah terkait kebencian anti-Muslim yang disusun oleh Tell Mama, saluran yang mencatat insiden serangan fisik dan verbal terhadap Masjid dan Muslim.
Sejumlah besar serangan terjadi di tempat-tempat umum seperti bus dan kereta.
“Banyak korban yang mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu atau bahkan menghibur mereka, yang berarti bahwa mereka merasa menjadi korban, malu, sendirian dan marah tentang apa yang telah terjadi terhadap mereka,” ujar laporan.
Kenaikan serangan ini sejalan dengan peningkatan serupa yang terjadi setelah pembunuhan di selatan London dari seorang tentara Inggris Lee Rigby dalam sebuah serangan di tahun 2013.
Insiden Islamofobia dan anti-Semit sudah meningkat tajam sebelum serangan di Paris dari 70,7% menjadi 93,4% berdasarkan penghitungan di bulan Juli 2015 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
816 insiden tercatat di London antara Juli 2014 hingga Juli 2015, dibandingkan dengan 478 serangan pada periode yang sama sebelumnya. (haninmazaya/arrahmah.com)