ONTARIO (Arrahmah.com) – Kejahatan kebencian yang dilaporkan polisi yang menargetkan ummat Islam meningkat lebih dari 200 persen tahun lalu di Ontario, provinsi paling padat di Kanada, meningkatkan kehawatiran di kalangan Muslim dan kelompok-kelompok advokasi lainnya di seluruh negeri.
“Data tersebut sangat mengganggu bagi komunitas kami, sayangnya tidak mengejutkan kami, 2017 adalah tahun yang sangat sulit bagi komunitas Muslim Kanada,” ujar Ihsaan Gardee, direktur eksekutif Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), seperti dilaporkan MEE pada Kamis (29/11/2018).
Tahun dimulai dengan serangan terhadap sebuah Masjid di kota Quebec pada Januari 2017 yang menyebabkan enam jamaah meninggal dunia dan banyak yang terluka. Penembak, Alexandre Bissonnette mengatakan ia melihat situs-situs sayap kanan sebelum melakukan penembakan dan marah oleh laporan bahwa Kanada mengambil para pengungsi dan pencari suaka, tetapi ia membantah kejahatannya adalah Islamofobia.
Statistik Kanada merilis data kejahatan kebencian tahunan pada Kamis (29/11) yang menunjukkan bahwa polisi di seluruh negeri menerima 2.073 laporan kejahatan kebencian pada tahun 2017, 664 lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Jumlah kejahatan menandai nilai tertinggi untuk kejahatan kebencian yang dilaporkan ke polisi di Kanada sejak data pertama kali dikumpulkan pada 2009, ujar lembaga tersebut.
Ada 349 insiden kebencian anti-Muslim yang dilaporkan di Kanada pada tahun 2017, meningkat 151 persen dari tahun sebelumnya, 124 insiden kebencian anti-Muslim di Ontario, meningkat 207 persen dari tahun 2016.
Kejahatan anti-Muslim meningkat hampir tiga kali lipat dari 41 insiden yang dilaporkan pada tahun 2016 menjadi 117 tahun lalu di Quebec dan insiden memuncak pada bulan Februari, sebulan setelah serangan terhadap Pusat Kebudayaan Islam di Kota Quebec. (haninmazaya/arrahmah.com)