JAKARTA (Arrahmah.com) – Lima orang berbaju militer Cina bersama dua orang WNI dtangkap oleh Tim Patroli TNI Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, saat memasuki area Halim Perdanakusuma tanpa izin, pada Rabu (27/4) pagi.
Mereka masuk melalui pinggir Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan cara menerobos pembatas jalan tol. Ketujuh orang itu kemudian digiring ke Markas Angkatan Udara Halim Perdanakusuma untuk dimintai keterangan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Wieko Syofyan mengungkapkan bahwa ketujuh pekerja yang lima di antaranya merupakan warga negara Cina itu akan melakukan pengeboran tanpa izin di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebagaimana dilansir Tribunnews.
Penangkapan terhadap pekerja proyek kereta cepat asal China oleh pihak TNI Angkatan Udara (AU) di kawasan Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur harusnya menjadi evaluasi terhadap proyek tersebut.
Pengamat hukum Andri W Kusuma mengatakan bahwa sebaiknya proyek kereta cepat itu ditinjau ulang pelaksanaannya. Bahkan dia mengusulkan agar proyek itu dibatalakan.
“Proyek kereta cepat itu sama saja dengan memberikan lahan Halim kepada negara lain. Ini berbahaya,” ujar Andri, Jakarta, Rabu (27/4/2016), dikutip Sindonews.
Menurutnya, kawasan Halim merupakan kawasan militer strategis yang harus dijaga. Dia mengatakan, masuknya warga negara asing ke kawasan tersebut secara tidak langsung bisa membahayakan negara.
“Masuknya warga negara Tiongkok (China) ke Halim Perdanakusuma patut dicurigai,” ucapnya.
Dia dapat mehamami jika ada yang mencurigai sebagian dari para pekerja asal China dalam proyek kereta cepat adalah militer negara yang dijuluki tirai bambu itu. “Patut dicurigai, lagipula lahan di Jawa Barat yang dilewati proyek kereta cepat adalah daerah-daerah strategis, termasuk Halim,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)