HASAKAH (Arrahmah.id) — Setelah berhari-hari pertempuran antara koalisi internasional dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) melawan militan Islamic State (ISIS) di sekitar penjara Al Sina’a, SDF mengumumkan bahwa mereka telah mengambil kembali kendali penuh atas penjara itu pada Rabu (26/1/2022).
Kelompok terakhir militan ISIS menyerah setelah tidak mendapatkan pasokan makan selama sepekan sejak awal mereka melakukan penjebolan penjara untuk membebaskan rekan mereka.
Namun menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, penjara belum sepenuhnya aman sebab beberapa militan asing ISIS masih bertahan di beberapa bagian penjara.
“Selama beberapa hari, kami menghadapi serangan ISIS,” kata Newroz Ahad, seorang pemimpin perempuan SDF, dalam sebuah pernyataan SDF, seperti dilansir North Press Agency (26/1).
“Sebelumnya, ISIS telah mencoba dua kali untuk merencanakan dan menyerang penjara Al Sina’a di Guweiran, tetapi serangan mereka digagalkan oleh pasukan keamanan kami. Namun serangan ISIS kali ini lebih kuat seperti yang direncanakan oleh pihak luar,” katanya.
Pihak koalisi internasional yang tergabung dalam pasukan CHTFOIR ikut mentakan bahwa kemenangan itu berkat kerja sama baik antara mereka dengan mitra SDF.
“Koalisi internasiona berdiri dengan mitra SDF kami yang telah berjuang dengan keberanian dan tekad di Hasakah. Kejadian ini bukan masalah untuk kota ini saja. Kejadian ini adalah masalah global yang membutuhkan kerja sama banyak negara untuk mengembangkan solusi jangka panjang yang bertahan lama,” ujar Mayor Jenderal John Brennan, komandan CJTFOIR, dalam pernyataan resmi mereka.
Pada tanggal 20 Januari, bentrokan dimulai antara SDF yang didukung oleh Koalisi internasional dan militan ISIS yang dibantu oleh tahanan yang melarikan diri dari penjara.
Serangan itu dilakukan oleh 200-300 militan ISIS, menurut pernyataan SDF.
Para penyerang memasuki area tersebut dari luar, dengan bantuan sel-sel tidurnya yang tersebar di area tersebut.
Sebelum serangan mereka, para penyerang telah menyusup ke lingkungan Guweiran, al Nashwa, al Zohour, dan gedung Fakultas Ekonomi yang berdekatan dengan penjara di kota Hasakah, kata pernyataan SDF.
Militan ISIS menargetkan penjaga penjara al Sina’a, melukai dua penjaga, North Press melaporkan sumber keamanan pada 20 Januari.
Bentrokan sporadis terjadi di sekitar penjara al Sina’a dan di pinggiran lingkungan al Zohour setelah militan ISIS melarikan diri ke sana.
Pada 21 Januari, pesawat tempur Koalisi Internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) mengebombardir titik-titik dimana militan ISIS berada.
Serangan militan ISIS kali ini adalah upaya terbesar mereka untuk melarikan diri secara massal dari penjara sejak kelompok ini dinyatakan kalah tiga tahun lalu di Baghouz oleh koalisi internasional.
Pusat Media SDF mengungkapkan bahwa sekitar seribu anggota ISIS di penjara al-Sina’a menyerah. Mereka akan dibawa kembali ke penjara yang lebih ketat pengamanannya.
Saat ini, SDF dengan 10.000 anggotanya yang tergabung dalam “Operasi Palu Rakyat” sedang melakukan operasi penyisiran lengkap isi seluruh penjara.
Menurut pembaruan terakhir oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dikutip dari South Front (26/1), pertempuran sepekan itu telah merenggut nyawa 124 militan ISIS, tujuh warga sipil, dan 50 personel SDF dan pasukan keamanannya.
Serangan ISIS di penjara Al Sina’a merupakan pukulan besar bagi SDF dan koalisi internasional pimpinan AS. Serangan itu diduga akan membangkitkan keberanian tawanan dan sel-sel ISIS di timur laut Suriah lebih dari sebelumnya. Ini nampak dari mulai meningkat serangan yang nyata yang menargetkan personel dan posisi SDF di al Hasakah, Deir Ezzor, dan Raqqa. (hanoum/arrahmah.id)