WASHINGTON (Arrahmah.com) – Beberapa pihak mengklaim bahwa kegagalan strategi AS di Afghanistan disebabkan oleh tidak memadainya persenjataan yang dipakai oleh militer Amerika di negeri tersebut untuk melawan mujahidin.
Tidak sedikit dari anggota militer AS yang ditempatkan di Afghanistan memberikan kesaksian bahwa senjata yang ia bawa seringkali tidak berfungsi saat akan digunakan. Seperti yang dialami oleh Staf Sersan Erich Philips, dimana senapan mesin M4 yang akan digunakannya tidak berfungsi sama sekali. Padahal ia mengaku bahwa saat itu kondisinya sedang terdesak, mujahidin melancarkan tembakan dari berbagai arah terhadap basis AS di Wanat tahun lalu.
Keluhan mengenai senjata militer AS, terutama M4 ini sebetulnya bukan hal baru. Padahal, jika berfungsi dengan baik, M4 mampu mengeluarkan lebih dari 3.000 butir peluru.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dpuglas Cubbison dari Army Combat Studies Institute di Fort Leavenworth, melaporkan berdasarkan hasil investigasi dan wawancara yang dilakukan dengan tentara yang selamat dari insiden Wanat tahun lalu, memperlihatkan bahwa kekalahan dari pihak AS, selain karena tidak berfungsi dengan baiknya senjata tentara AS, juga terjadi karena penyerangan di pihak mujahidin terkoordinasi dengan baik meski hanya menggunakan senjata otomatis AK-47 dan granat roket.
Cubbison pun menyatakan bahwa angkatan perang mujahidin sangat berpengalaman, kuat, cekatan, dan rata-rata mengetahui betul taktik untuk memperoleh kemenangan. (althaf/ap/ansar/arrahmah.com)