OTTAWA (Arrahmah.id) – Kedutaan “Israel” di Kanada membuat marah pengguna media sosial pekan ini dengan tweet yang menyebut falafel sebagai hidangan nasional “Israel”.
Dalam tweet yang menandai Hari Falafel Internasional pada 12 Juni, “Israel” di Kanada mengatakan: “Hari ini kami menghormati falafel tercinta, harta kuliner nasional yang disayangi dan hidangan nasional “Israel”.”
Gambar yang disertakan dalam tweet menampilkan sepiring penuh falafel, dengan bendera “Israel” kecil ditanam di masing-masing dari dua piring bola berbahan dasar buncis ini.
“Jangan lupakan tahini,” tambah tweet itu, mengacu pada pasta biji wijen Timur Tengah yang sering dimakan dengan falafel.
Pengguna Twitter dengan cepat menyebut tweet itu sebagai contoh perampasan “Israel” atas masakan Palestina dan Timur Tengah lainnya.
“Setelah menjajah tanah orang lain, kini “Israel” telah beralih ke menjajah piring,” bunyi salah satu tweet.
Beberapa pengguna Twitter menggunakan tweet tersebut sebagai templat untuk bercanda mengklaim hidangan terkenal dari negara lain.
“Hari ini kami menghormati cheeseburger tercinta, harta karun kuliner yang disayangi, dan hidangan nasional Libanon #NationalCheeseburgerday… Jangan lupa saus Texas BBQ!” tulis seorang pengguna Twitter.
Pengguna Twitter berkolusi untuk menambahkan catatan komunitas ke tweet “Israel di Kanada, yang berbunyi: “Falafel berasal dari Mesir.” Tautan ke halaman Wikipedia untuk falafel dilampirkan pada catatan.
Fitur catatan komunitas Twitter didasarkan pada konsensus dari pengguna platform. “Jika cukup banyak kontributor dari berbagai sudut pandang menilai bahwa catatan tersebut bermanfaat, catatan tersebut akan ditampilkan secara publik di Tweet,” kata Twitter tentang fitur tersebut.
Asal Falafel terkadang diperdebatkan di antara masyarakat Timur Tengah. Jenis yang terbuat dari kacang fava secara luas dianggap berasal dari Mesir, sedangkan versi berbahan dasar buncis diperkirakan berasal dari Palestina dan negara-negara Levantine lainnya.
“Israel” sering dituduh melakukan pencurian budaya dengan mengklaim warisan Palestina dan Timur Tengah yang lebih luas sebagai miliknya untuk mempromosikan citranya secara internasional.
Hari Falafel Internasional didirikan pada 2012 oleh Ben Lang, seorang pengusaha yang sebagian berbasis di “Israel”. (zarahamala/arrahmah.id)