ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan telah setuju untuk mengizinkan pasukan salibis AS membuka kembali jalur pasokan menyeberangi perbatasan ke dalam Afghanistan. Keputusan ini diklaim mengakhiri sengketa tujuh bulan antara Washington dan Islamabad.
Perjanjian ini mengikuti permintaan maaf yang dikeluarkan oleh menlu AS, Hillary Clinton, atas insiden November tahun lalu yang menewaskan 24 tentara Pakistan.
Clinton dan Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar mencapai kesepakatan melalui panggilan telepon, pada Selasa (3/7/2012).
Clinton mengatakan, “Saya sekali lagi menegaskan penyesalan kami yang terdalam atas insiden tragis di Salala November lalu. Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para tentara Pakistan yang tewas, Menteri Luar Negeri Khar, dan saya mengakui kesalahan yang mengakibatkan jatuhnya korban dari kalangan militer Pakistan.”
“Kami memohon maaf atas kerugian yang diderita oleh militer Pakistan. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pakistan dan Afghanistan untuk mencegah hal ini pernah terjadi lagi,” katanya.
Clinton, dalam pernyataannya, mengatakan ia telah memberitahu Khar Rabbani bahwa Washington menghormati kedaulatan Pakistan dan mereka memiliki kepentingan bersama dalam bekerja sama.
Dia berkata: “Dalam panggilan telepon hari ini, Menteri Luar Negeri Khar dan saya berbicara tentang pentingnya mengambil tindakan terkoordinasi terhadap teroris yang mengancam Pakistan, Amerika Serikat, dan kawasan, mendukung keamanan, stabilitas, dan upaya ke arah rekonsiliasi Afghanistan, serta terus bekerja sama untuk memajukan kepentingan bersama yang kami miliki, termasuk dalam perdagangan dan investasi untuk memperkuat hubungan kami. “
Pada penutupan, ia mengatakan: “Saya senang Menteri Luar Negeri Khar telah memberitahu saya bahwa jalur pasokan darat (GLOC) ke Afghanistan telah dibuka untuk pasukan kami.”
“Ini adalah wujud nyata dari dukungan Pakistan untuk merealisasikan Afghanistan yang aman, damai, dan makmur. Tujuan kami bersama di kawasan ini juga akan membantu Amerika Serikat dan ISAF melakukan penarikan yang direncanakan dengan biaya yang jauh lebih rendah. Ini sangat penting untuk pasukan kami yang memerangi terorisme dan ekstremisme di Afghanistan.” (althaf/arrahmah.com)