SOLO (Arrahmah.com) – Kalangan pendidikan Amerika Serikat (AS) mengatakan, kecurigaan yang ada di masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat menjadi penghambat kerja sama di bidang pendidikan.
“Hal tersebut mengakibatkan kerja sama lebih mendalam di bidang pendidikan tidak bisa dilakukan, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta,” kata Direktur Pendidikan South East Center, Amerika Serikat, Terance Bigalke, di Solo, Kamis (30/7).
Kecurigaan yang ada dalam masyarakat kedua negara tersebut, menurutnya, salah satunya adalah pandangan masyarakat AS bahwa Indonesia tidak aman karena merupakan sarang teroris.
“Selain itu, kami juga mendengar tentang pandangan masyarakat Indonesia mengenai kehidupan di AS yang tidak menghormati hak-hak umat Islam,” katanya.
Kecurigaan seperti itu, menurut Bigalke, memengaruhi minat masyarakat kedua negara tersebut untuk mengikuti program kerja sama di bidang pendidikan.
“Padahal kondisi sebenarnya yang ada di kedua negara tersebut tidak seperti yang digambarkan tersebut. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memecah kecurigaan yang ada pada masyarakat kedua negara,” kata Terance Bigalke.
Koordinator Program Kajian Asia Tenggara, Universitas Michigan, Charles Sullivan mengatakan, upaya memecah kecurigaan tersebut menjadi prioritas utama dalam memulai kerja sama antara Indonesia dan AS.
“Upaya memecah kecurigaan tersebut salah satunya dilakukan dengan melakukan pertukaran pelajar, guru, mahasiswa dan dosen. Pengalaman dan pemahaman yang mereka dapatkan ketika berada di negara tujuan diharapkan dapat disampaikan kepada masayarakat lainnya,” katanya.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat membuktikan bagaimana kondisi sebenarnya di kedua negara tersebut sehingga kecurigaan yang ada dapat berkurang.
“Selain itu, upaya lain yang dilakukan pemerintah AS adalah dengan tidak memberlakukan `travel warning` pascaledakan bom Marriott-Charlton pada dua pekan lalu. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi kecurigaan masyarakat AS kepada kondisi di Indonesia,” katanya.
Dengan tidak adanya kecurigaan seperti itu, dia mengatakan, kemitraan yang komprehensif di bidang pendidikan secara berkesinambungan dapat dilakukan.
Mengenai rencana kerja sama di bidang pendidikan antara Indonesia dan AS, dia mengatakan, kebudayaan menjadi salah satu materi yang akan masuk di dalam rencana tersebut.
“Kami menilai kebudayaan dalam bentuk kesenian menjadi materi pembelajaran global dan bisa dipelajari oleh siapa saja,” katanya. (antara/arrahmah.com)